Souq Okaz Festival, upaya Pemerintah Saudi hidupkan tradisi Arab kuno

id Haji 2019,mch 2019,souq okaz festival, thaif,mekkah,oman fathurahman,filologi

Souq Okaz Festival, upaya  Pemerintah Saudi hidupkan tradisi Arab kuno

Pemerintah Saudi hidupkan tradisi Arab kuno melalui Souq Okaz Festival (Hanni Sofia)

Mekkah (ANTARA) -
Pemerintah Arab Saudi ingin menghidupkan kembali tradisi Arab Kuno dalam 12 tahun terakhir melalui sebuah festival yang digelar di dataran tinggi Thaif, pegunungan Hijaz, yakni Souq Okaz Festival.

Ahli filologi (naskah manuskrip kuno) sekaligus Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurahman, di Thaif, Arab Saudi, Rabu waktu setempat mengatakan sejak 2006, Pemerintah Arab Saudi tampak mulai memiliki kesadaran untuk menghidupkan kembali tradisi Arab.

“Maka saat ini kita bisa lihat ada parade unta, pameran dari berbagai negara Arab ada Bahrain, Lebanon, Oman, dan seterusnya. Di sini semuanya mengapa disebut Multaqo Al Arab, tempat bertemunya orang-orang Arab termasuk di masa kontemporer ini dalam Souq Okaz Festival,” katanya.

Ia mengatakan Souq Okaz atau Pasar Okaz dalam sejarah bangsa-bangsa Arab merupakan salah satu pasar terbesar tempat berkumpulnya bangsa-bangsa Arab.

“Souq Okaz sebenarnya terjadi pada masa pra-Islam, tidak ada informasi yang pasti kapan mulainya tapi ada satu riwayat kira-kira 500 tahun sebelum masehi Souq Okaz ini sudah ada,” katanya.

Pasar ini menjadi tempat bertemunya tradisi Arab, tempat mereka memamerkan kelebihan-kelebihan, lughoh, budaya, bahasa, hingga memamerkan prestasi-prestasi di bidang militer mereka.

Dan juga salah satu yang terkenal adalah dipamerkannya puisi-puisi dari penyair Arab kemudian yang terbaik (Al Muallaqat sebuah nama penghargaan sastra tertinggi pada zaman jahiliyah) berupa puisi-puisi yang terpilih kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Kakbah.

Saat ini Souq Okaz disebut sebagai Multaqo Al Arab atau tempat bertemunya orang-orang Arab yang memang berakar pada masa lalu ketika bangsa-bangsa Arab dari Kisra, Persia, dan berbagai wilayah lain berkumpul di Okaz kemudian memperlihatkan prestasinya masing-masing.

“Tapi mungkin kita bisa sebut, Souq Okaz ini merupakan ruang publik bagi bangsa Arab untuk membicarakan berbagai hal termasuk negosiasi politik, perdamaian, bahkan termasuk kalau mau dilakukan peperangan, gencatan senjata dibicarakan di Souq Okaz,” katanya.

Jadi kata dia, berbagai keperluan dilakukan oleh bangsa-bangsa Arab di Souq Okaz.

Biasanya Souq Okaz ini terjadi di Bulan Zulqoidah sekitar tanggal 15 sampai tanggal 30 setiap tahun atau hanya setahun sekali.

Kemudian pada masa Islam Souq Okaz masih berlanjut menjadi tempat bertemunya masyarakat Arab dan dijadikan oleh Rosul sebagai tempat untuk menyampaikan dakwah Islam.

“Sekarang ini dalam masa kontemporer dijadikan oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai festival budaya-budaya Arab dimana tradisi Arab dihidupkan kembali,” katanya.

Souq Okaz tahun ini menggelar 150 atraksi festival di antaranya event budaya, penampilan teater, hingga pameran seni dan kerajinan tangan. Event tahun ini juga menyajikan kisah hidup dari puisi-puisi Arab Kuno seperti
Amr bin Kalthoum, Antra bin Shaddad, Zuhair bin Abi Salma, Emreo Al-Qais, Tarafa bin Al-Abd, Al-Asha dan Qais Saeda, bersamaan dengan penampilan menarik lainnya.

Tokoh-tokoh itu pun dihadirkan oleh para aktor yang berkostum Arab Kuno. Souq Okaz juga memamerkan potensi masing-masing negara di Jazirah Arab meliputi Bahrain, Oman, Mesir, Irak, Iran, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan lain-lain.

Souq Okaz yang merupakan penyelenggaraan tahun ke-12 pada tahun ini diharapkan akan menarik pengunjung lebih dari 2 juta orang setiap tahunnya dan diekspektasikan mampy mendongkrak PDB 9 miliar riyal dan menciptakan 12.000 kesempatan kerja.

Souq Okaz merupakan bagian dari target Arab Vision 2030 yang di dalamnya termasuk membangun daya tarik wisata dan mendorong sektor swasta untuk berinvestasi di dalamnya.