Ekowisata Barumun Padanglawas Utara diminati wisatawan asing

id Eko Wisata Barumun, BNWS, Padanglawas Utara,Pariwisata Sumut, harimau Sumatera, gajah

Ekowisata Barumun Padanglawas Utara diminati wisatawan asing

Tim BNWS dan pengusaha biro perjalanan wisata di Sumut berfoto bersama usai acara FGD membahas ekowisata Barumun, Selasa (27/8). (Antara Sumut/Evalisa Siregar)

Medan (ANTARA) - Kawasan Wisata Alam Barumun di Padanglawas Utara Sumatera Utara diminati wsatawan asing, baik dari Eropa maupun Asia.

"Turis bilang, Barumun luar biasa indah, pengeloaannya bagus dan makanannya enak. Oleh karena itu, para agen perjalanan wisata meyakini objek wisata alam itu cukup menjanjikan menarik wisatawan lebih banyak ke Sumut," ujar Diana Pardamean dari Travel Trijaya Tour and Travel di Medan, Selasa.

Dia mengatakan itu saat hadir bersama pengusaha travel lainnya pada acara Forum Group Discussion (FGD) membahas Kawasan Ekowisata Barumun yang digelar Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) sebagai pengelola kawasan itu dengan pemandu praktisi pengembangan destinasi wisata Cahyo Pramono.

Diana menyebutkan, beberapa kali travelnya membawa wisatawan asing ke Barumun, semuanya mengaku puas.

"Semua menyatakan puas dengan objek wisata yang dijual yang dinilai cukup bagus karena alami dengan hewan-hewannya khusus gajah dan harimau serta layanan yang ramah dari pemandu di Barumun dan makanan yang enak, " ujarnya.

Mengutip pernyataan para turis, Diana menyebutkan, pengelolaan Barumun harus dipertahankan selama mungkin seperti saat ini. Pandangan serupa juga dinyatakan para pengusaha travel lainnya.
.
Founder BNWS Hendy Sukaya mengaku mengembangkan ekowisata Barumun yang merupakan sebuah area pelindung seluas 320 hektare di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang Kabupaten Padanglawas Utara, itu berawal dari keprihatinan melihat hewan yang sakit saat ditemukan di kawasan tersebut.

"BNWS dibangun sebagai tempat penyelamatan dan rehabilitasi perkembangbiakan untuk peningkatan populasi dan atau pengawetan berbagai hewan sepeti gajah, harimau Sumatera, burung dan tapir, " katanya.

Kawasan itu dijadikan objek wisata untuk membantu biaya makan hewan tersebut yang tiap tahunnya sebesar Rp1, 898 miliar lebih. Di kawasan itu ada Harimau Sumatera, delapan ekor siamang dan gajah 12 ekor yang dibiarkan hidup seperti di habitatnya.

"Lokasinya yang tidak jauh dari Bandara Aek Godang atau sekitar 15 menit menjadi daya tarik wisatawan, " ujarnya.

Dia menyebutkan BNWS yang diresmikan Sekjen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novembe 2016 dan mendapatkan izin sebagai Lembaga Konservasi pada Januari 2019 menunjukkan kawasan yang membuat kehidupan hewan seperti di habitat asIi.

"BNWS dirancang sebagai tujuan wisata minat khusus. Selain untuk menambah biaya operasional pemeliharan satwa, kawasan wisata Barumun itu juga bisa menjadi edukasi tentang alam bagi wisatawan," katanya.

Barumun yang konsorsiumnya merupakan gabungan dari beberapa lembaga yang bergerak di bidang konservasi dan pemberdayaan masyarakat itu terus membenahi fasiltas agar semakin layak dijual ke wisatawan.