Komisi II DPR ingatkan pindah ibu kota harus didukung legalitas

id ibu kota baru,ibu kota pindah,Ahmad Riza Patria

Komisi II DPR ingatkan pindah ibu kota harus didukung legalitas

Suasana jumpa pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada Senin (26/8/2019) membahas rencana pemindahan ibu kota. ANTARA/Bayu Prasetyo.

"Jangan sepihak eksekutif memutuskan, harus sejak awal melibatkan legislatif dan melibatkan DPR RI dalam hal ini Komisi II DPR," kata Riza Patria, di Jakarta, Senin.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Riza Patria mengatakan pemindahan ibu kota harus didukung aspek legalitas, karena seharusnya sejak perencanaan disampaikan dan dibicarakan dengan DPR RI sebagai wakil rakyat.

"Karena keputusan pemindahan ibukota adalah keputusan penting dan strategis nasional. Jangan sepihak eksekutif memutuskan, harus sejak awal melibatkan legislatif dan melibatkan DPR RI dalam hal ini Komisi II DPR," kata Riza Patria, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Komisi II DPR akan melibatkan elemen masyarakat lain seperti para ahli, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk dibahas dan itu merupakan cara berbangsa dan bernegara yang baik.



Dia menilai pemerintah harus melibatkan seluruh elemen bangsa dalam tiap keputusan yang penting dan strategis, sehingga tidak boleh sepihak diputuskan pemerintah.

"Dari aspek legalitas sampai saat ini belum terpenuhi, karena harus menggunakan UU, bukan rapat kabinet. UU itu dibentuk pemerintah bersama DPR," ujarnya.



Riza menjelaskan dari sisi kemampuan pembiayaan, pemindahan ibukota membutuhkan dana yang besar yaitu sekitar Rp500 triliun, dan yang menjadi pertanyaan apakah dananya ada, karena saat ini Indonesia mengalami defisit anggaran.

Menurut dia, kemampuan anggaran Indonesia tidak cukup untuk pemindahan ibukota sehingga jangan sampai kebijakan itu menggunakan dana APBN karena akan mengganggu proses pembangunan.

"Pemindahan ibu kota tidak sekedar pembangunan namun harus memindahkan manusia, dan itu bukan hanya pegawai ASN di pusat namun ada istri, anak dan keluarga. Karena itu yang dibangun bukan hanya kantor dan hotel namun sekolah dan rumah sakit," katanya.

Selain itu dia menilai, Indonesia masih memiliki masalah krusial yang diselesaikan seperti di Papua yang harus menjadi perhatian dan prioritas nasional.