Harga telur di Bandarlampung naik

id Harga telur,Bandarlampung,Pasar Tamin,Pasar Koga,Pasar Kota Karang,Komoditas,Lampung.Antaranews.com

Harga telur di Bandarlampung naik

Pedagang telur dan sembako di pasar Kota Karang, Teluk Betung Timur, Bandarlampung, Sabtu (24/08/2019). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bandarlampung (ANTARA) - Harga telur ayam ras di sejumlah pasar di Bandarlampung mengalami kenaikan yang bervariasi.

"Harga telur ayam saat ini belum stabil ada yang mencapai Rp 23.000 per kilogram naik Rp1.000, dan nanti biasanya turun lagi. Harga normal seharusnya Rp21.000 per kilogram", kata Salman pedagang telur di Pasar Koga, Sabtu.

Menurutnya, kenaikan harga telur di setiap pasar berbeda sesuai dengan harga beli pedagang dari pemasok telur.

"Harga telur di setiap pasar berbeda kenaikannya berkisar Rp500 hingga Rp Rp1.500 per kilogram sesuai dengan harga beli pedagang dari pemasok telur, untuk disini harga jual telur ayam ras Rp23.000 per kilogram", katanya.

Kenaikan harga telur juga terjadi di Pasar Tamin, Bandarlampung. Satu kilogram telur ayam ras dijual dengan harga sedikit lebih murah dibandingkan dengan pasar Koga.

"Harga telur ayam ras untuk di pasar Tamin sekitar Rp22.000 hingga Rp22.500 per kilogram, selisih Rp1.000 dibandingkan di Pasar Koga" kata Sumarni seorang pedagang di Pasar Tamin.

Menurutnya, harga telur yang di bandrol dengan harga Rp22.000-Rp22.500 per kilogram telah terjadi sejak satu minggu dan belum mengalami penurunan hingga saat ini.

"Sudah sejak seminggu lalu harga telur ayam hingga Rp22.500,seperti belum kelihatan akan menurun hingga seminggu ke depan karena harga dari pemasok pun tetap", katanya.

Berbeda dengan di kedua pasar tradisional tersebut, harga telur di pasar tradisional Kota Karang di bandrol sedikit lebih murah.

"Harga telur untuk hari ini hingga beberapa hari ke depan sama sepertinya, sekitar Rp 21.500 hingga Rp22.000. Tetapi rata-rata penjual mematok harga Rp21.500 per kilogram", kata Samsudin seorang pedagang di pasar Kota Karang.

Menurut Samsudin, dirinya hanya mengambil keuntungan penjualan telur ayam ras sebesar Rp500 per kilogram.

"Saya biasanya hanya mengambil keuntungan sebesar Rp 500 per kilogram, tergantung harga beli saya dari pemasok, bila harga turun maka saya akan ikut turun kalau harga naik sudah jelas saya akan ikut menaikkan harga tetapi tidak terlalu banyak", katanya.

Menurutnya, kenaikan harga telur ayam ras yang bervariasi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan, dan kemungkinan setelahnya harga akan kembali normal.