Ilmuwan Indonesia berkiprah di Inggris

id London,Ilmuwan Indonesia,Antara Lampung,Antara London

Ilmuwan Indonesia berkiprah di Inggris

Iswandaru Widyatmoko, yang berkiprah di perusahaan konsultan sipil Inggris multinasional, Scott Wilson dan Murniati pernah menjadi dosen dan peneliti di University of Essex, Colchester, UK tahun 2015-2017 kini menjadi Rektor Institut, di Tazkia

London (ANTARA) - Relatif banyak ilmuwan Indonesia yang berkiprah di Kerajaan Inggris baik sebagai dosen di berbagai universitas ternama maupun bekerja di berbagai perusahaan terkemuka dan bahkan menjadi praktisi insinyur profesional teknik sipil di Inggris.

Sebagai bagian dari peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) mengundang sebanyak 57 ilmuwan Indonesia termasuk  10 orang yang berkiprah di Inggris untuk berpartisipasi di acara Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) di Jakarta, pada 19 hingga 25 Agustus mendatang.

“Saya sangat mengapresiasi acara yang dilakukan oleh Ristekdikti selama tiga tahun terakhir memfasilitasi ilmuwan diaspora dengan para akademisi di Tanah Air diskusikan berbagai bidang keilmuwan,” ujar Iswandaru Widyatmoko kepada ANTARA London.

Iswandaru, yang berkiprah di perusahaan konsultan sipil multinasional, Scott Wilson, mengakui saat ini ia dipercaya memimpin tim penelitian dan pengembangan di bidang teknologi bahan untuk konstruksi infrastruktur.

Dikatakan, sudah lebih dari 20 tahun ia bekerja sebagai praktisi insinyur profesional teknik sipil di Inggris. Sesuai dengan kebutuhan Litbang, 10 dari stafnya memiliki kualifikasi S3 dan sekitar 15 selebihnya S2 di bidang teknik sipil dan bahan.

Sebagian besar penelitian bersifat penelitian terapan untuk mendukung inovasi terbaru bagi kliennya antara lain otoritas jalan, otoritas bandara, militer ataupun kontraktor sipil untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan otomatisasi.

"Juga karena cakupan penelitian ini, saya sering terlibat kerja sama dengan pihak akademis, terutama penelitian yang bersifat fundamental," katanya.

“Saya juga aktif terlibat di kelompok kerja komite British Standard Institution, penulisan dan pembaharuan standar dan spesifikasi UK dan Eropa. Sejauh ini belum banyak kontribusi balik yang bisa saya sumbangkan bagi negara," ujar suami Bety Navitasari yang menetap sejak lama di kota Nottingham, Inggris.

Menurut ayah dua putra dan satu putri yang berangkat dewasa itu, dalam beberapa tahun terakhir ini ia mulai menjalin kerja sama dengan masyakarat akademis di Tanah Air.

“Sering di sela-sela liburan mudik ke Tanah Air, saya ikut memberikan kuliah umum, diskusi keilmuan dan bimbingan mahasiswa di beberapa universitas di Jawa Barat, DKI, Jateng, DIY dan Jatim,” ujarnya.
 
“Saya yakin inisiatif ini sangat membantu percepatan alih teknologi dari luar negeri ke Tanah Air. Nampaknya gayung pun bersambut, sudah banyak publikasi, laporan penelitian dan bimbingan mahasiswa yang dihasilkan dari inisiatif ini, kata Daru seraya menambahkan sejak dua tahun lalu ia pun ikut membantu membimbing mahasiswa S3 di ITS.