Sorong (ANTARA) - Aktivitas warga Kota Sorong, Provinsi Papua Barat kembali normal, Rabu pagi. Masyarakat telah kembali beraktivitas seperti biasanya, setelah unjuk rasa menolak rasisme yang berujung ricuh.
Pantauan di jalan utama depan Bandara Domine Eduard Osok, nampak kendaraan roda dua maupun roda empat telah ramai melintas.
Aktivitas di Bandara Sorong telah lancar sejak pukul 06.00 WIT. Namun fasilitas masuk ke halaman parkir bandara rusak, sehingga kendaraan bebas masuk keluar tanpa dikendalikan.
Petugas parkir juga belum beraktivitas karena fasilitas rusak, sehingga kendaraan yang masuk dan keluar bandara bebas tanpa membayar retribusi.
Terlihat pula pada beberapa ruas jalan, warga telah keluar untuk bergotong royong membersihkan kayu dan batu masih berserakan yang digunakan memblokade jalan raya.
Sebagian toko sudah mulai beraktivitas, meskipun masih ada juga yang tutup. Aktivitas perkantoran masih libur dan terlihat kantor wali kota Sorong sepi tidak ada aktivitas.
Kapolres Sorong Kota AKBP Mario Siregar mengimbau warga setempat agar tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
"Mari kita menenangkan diri dan tidak melakukan aksi-aksi yang mengganggu kamtibmas yang pada akhirnya merugikan kita semua selaku warga Kota Sorong," ujarnya pula.
Baca juga: TNI dan Polri buka blokade jalan di kota Sorong
Berita Terkait
Polda Papua tahan Sekda Keerom terduga korupsi Rp18 miliar
Senin, 15 April 2024 13:31 Wib
Kapolda tegaskan anggota Polri jangan bikin gerakan tambahan di Sorong
Senin, 15 April 2024 13:25 Wib
TNI dan Polri sampaikan permohonan maaf atas bentrok di Sorong
Senin, 15 April 2024 11:07 Wib
TNI AL dan Brimob lakukan mediasi setelah terjadi bentrokan
Minggu, 14 April 2024 18:38 Wib
Danramil Aradide ditemukan tewas
Kamis, 11 April 2024 22:58 Wib
Satgas Damai Cartenz tangkap delapan anggota Organisasi Papua Merdeka
Kamis, 11 April 2024 22:56 Wib
Panglima TNI: KKB di Papua kembali disebut OPM
Kamis, 11 April 2024 5:41 Wib
BMKG sebut gempa magnitudo 6,1 di Ransiki tidak berpotensi tsunami
Selasa, 9 April 2024 8:45 Wib