Konferensi CITES didesak larang perlombaan berburu

id perburuan Mangsa,CITES

Konferensi CITES didesak larang perlombaan berburu

Seekor Singa (Panthera leo) terlihat di Taman Nasional Kruger di Provinsi Mpumalanga, Afrika Selatan, Jumat (12/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Siphiwe Sibeko/wsj.

Jenewa (ANTARA) - Sekelompok aktivis berusaha membujuk konferensi konservasi internasional untuk melarang perlombaan berburu, perbuatan yang membuat marah beberapa pecinta hewan tetapi telah lama ditoleransi oleh beberapa pencinta lingkungan sebagai suatu cara melindungi satwa liar.

Lebih dari 50 anggota Parlemen Eropa dan 50 kelompok lingkungan, yang dipimpin oleh Kampanye untuk Melarang Perburuan Mangsa, menandatangani petisi untuk konferensi CITES tiga tahunan yang berlangsung minggu ini di Jenewa.

Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES) adalah perjanjian internasional yang memberikan tingkat perlindungan kepada lebih dari 35.000 spesies.

Perjanjian yang disahkan pada konferensi itu mengikat secara hukum bagi 183 negara penandatangan. Meskipun mereka tidak menggantikan hukum nasional, perjanjian tersebut menetapkan standar untuk perdagangan dan pariwisata global.

Larangan berburu mangsa saat ini tidak ada dalam agenda karena resolusi perlu diajukan enam bulan ke depan.

Pertemuan dimulai Sabtu (24/8) dan berlanjut hingga 28 Agustus, dengan keputusan utama biasanya diselesaikan selama dua hari terakhir.

Seorang juru bicara CITES menolak mengomentari surat itu dan mengatakan keputusan CITES diambil oleh pemerintah, bukan sekretariat.

CITES mengesahkan sebuah resolusi pada konferensi 2016 yang mengakui penyesuaian antara perburuan mangsa yang dikelola dengan baik dan konservasi spesies.

Perburuan mangsa, yang populer di kalangan sekelompok kecil orang kaya pemain olahraga berburu, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir setelah beberapa kasus besar muncul. Kematian seekor singa bernama Cecil, yang ditembak oleh seorang dokter gigi Amerika di Zimbabwe pada 2015, memicu kemarahan global.

World Wildlife Fund, yang bukan merupakan penandatangan petisi perburuan antimangsa mendukung terbatas perburuan dalam jumlah terbatas asalkan kegiatan itu bisa membantu masyarakat lokal memprioritaskan konservasi satwa liar sebagai alternatif, seperti pemeliharaan ternak dan konversi habitat untuk pertanian.

Eduardo Goncalves, Presiden Kampanye Melarang Perburuan mangsa menolak argumen seperti itu.

"Perburuan mangsa itu tidak bermoral dan kejam," katanya, seraya menambahkan bahwa hal itu sering sejalan dengan perburuan liar. Dia menambahkan bahwa perburuan mangsa membawa uang dibandingkan dengan ekowisata.

Juru bicara Persatuan Internasional Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature ) Rosie Cooney, yang menghadiri konferensi CITES, mengatakan ekowisata dan perburuan mangsa sama-sama tidak eksklusif dan keduanya harus digunakan untuk melindungi satwa liar.

Sumber: Reuters