Jakarta (ANTARA) - Kepala Sub Bidang Analisa dan Informasi lklim BMKG Adi Ripaldi mengemukakan siklus fenomena iklim El Nino jadi lebih cepat ketimbang sebelumnya dikarenakan pemanasan global yang terjadi di dunia.
"Pada 30 sampai 60 tahun yang lalu, El Nino dan La Nina itu siklusnya lima sampai tujuh tahun sekali, saat ini dalam lima tahun terakhir berubah menjadi dua sampai tiga tahun sekali," katanya dalam konferensi pers terkait kekeringan di Jakarta, Selasa.
Fenomena El Nino merupakan fenomena iklim yang menganggu iklim di Indonesia karena bisa menyebabkan kekeringan yang parah di seluruh Nusantara. Fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga Timur tersebut menyebabkan terjadinya kondisi kekeringan dan berkurangnya curah hujan di sejumlah daerah Indonesia.
Adi menyebutkan El Nino yang terjadi pada akhir tahun 2018 hingga pertengahan 2019, walau dalam skala yang lemah, tetap membuat kekeringan di Indonesia lebih parah dibandingkan tahun lalu. Kendati kekeringan di musim kemarau pada 2015, yang juga disebabkan oleh El Nino, masih lebih parah dibanding tahun ini.
Adi mengemukakan saat ini fenomena El Nino kembali terjadi pada akhir 2018 hingga pertengahan 2019 setelah sebelumnya terjadi pada 2015 yang sama-sama menyebabkan kekeringan di Indonesia.
Selain El Nino, ada pula fenomena La Nina yang menyebabkan iklim di Indonesia cenderung lebih basah dengan curah hujan yang tinggi.
Dia menjelaskan Indonesia dihadapkan oleh dua bencana ketika dikaitkan dengan fenomena El Nino dan La Nina, yaitu kekeringan pada musim kemarau saat terjadi El Nino dan bencana banjir serta longsor apabila terjadi La Nina.
"Kewaspadaan terhadap El Nino dan La Nina harus lebih cepat, harus bersiap dalam dua sampai tiga tahun. Karena akan jadi masalah ketika El Nino hujan kurang terjadi kekeringan, La Nina hujan begitu basah sehingga menyebabkan bencana lain yaitu banjir dan longsor," jelas dia.
Namun sebenarnya, wilayah Indonesia yang mengalami kekeringan sudah dapat dipetakan dari sebelum terjadinya musim kemarau sehingga pencegahan bisa dilakukan. Tinggal bagaimana pemerintah daerah dapat mengantisipasi dan memitigasi bencana kekeringan tersebut sebelum berdampak dan memakan korban.
Berita Terkait
Cuaca ekstrem masih terjadi hingga Senin
Minggu, 17 Maret 2024 5:13 Wib
12 daerah berstatus siaga-waspada cuaca ekstrem
Jumat, 15 Maret 2024 5:40 Wib
Hujan lebat berpotensi di 20 provinsi termasuk Lampung
Kamis, 14 Maret 2024 5:24 Wib
Semarang dilanda banjir dan tanah longsor
Kamis, 14 Maret 2024 4:15 Wib
BMKG Lampung ingatkan masyarakat waspadai dampak air pasang
Rabu, 13 Maret 2024 16:30 Wib
Hujan sedang hingga lebat disertai petir berpotensi di Lampung
Selasa, 12 Maret 2024 5:29 Wib
Lampung dan sejumlah daerah berpotensi diguyur hujan lebat pada Senin
Senin, 11 Maret 2024 6:18 Wib
BPBD ingatkan warga waspadai cuaca ekstrem di Pesisir Lampung Selatan
Sabtu, 9 Maret 2024 16:05 Wib