Jakarta (ANTARA) - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyarankan agar pemerintah melakukan inovasi padi bibit unggul dalam rangka mencapai rencana target produksi 85,85 juta ton padi pada tahun 2020.
"Saran saya yang pertama adalah inovasi padi bibit unggul, kemudian intensifikasi lahan pertanian, lalu mitigasi bencana dalam proses pengamanan produksi padi," ujar peneliti INDEF Riza A Pujarama kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Selain itu Riza juga menambahkan bahwa pemerintah perlu memanfaatkan teknologi pencitraan satelit untuk memetakan daerah-daerah mana yang mengalami kekeringan agar pengairan yang dilakukan pemerintah lebih terkontrol sehingga produksi padinya sesuai target yang diinginkan.
Berdasarkan Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) lampiran Nota Keuangan RAPBN 2020 yang diperoleh ANTARA, Untuk mewujudkan Prioritas Nasional tahun 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap akan fokus pada pemenuhan kecukupan pangan melalui upaya peningkatan produksi pangan strategis seperti padi yang pada tahun 2020 ditargetkan mencapai 85,85 juta ton.
Selain itu Kementan juga akan berupaya meningkatkan produksi jagung yang ditargetkan 33,96 juta ton dan target produksi kedelai sebesar 2,17 juta ton pada tahun 2020.
Dalam rangka mewujudkan target produksi pangan tersebut, Kementerian Pertanian selain akan melanjutkan kegiatan utama yang telah dirintis tahun sebelumnya seperti #BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), #SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani), Pengembangan Komoditas Strategis, UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), modernisasi pertanian dan penyediaan air melalui rehabilitasi irigasi, infrastruktur embung dan bangunan air lainnya.
Kementerian Pertanian memprioritaskan juga peningkatan Pendidikan dan pelatihan Vokasi yang ditujukan untuk peningkatan kualitas SDM pertanian. Salah satu kegiatan unggulan yang melibatkan SDM pertanian adalah Gerakan Petani Milenial berorientasi ekspor.
Pada tahun 2020, pagu anggaran Kementerian Pertanian kemungkinan sebesar Rp21,06 Triliun, yang bersumber dari Rupiah Murni (98,70 persen), Rupiah Murni Pendamping (0,02 persen), PNBP (0,66 persen), BLU (0,15 persen) dan PLN (0,46 persen).
Berita Terkait
SKK Migas yakin target lifting minyak tercapai lewat eksplorasi
Selasa, 10 Desember 2024 12:04 Wib
Dirjen IKMA: Jaminan akses bahan baku dukung keberlanjutan produksi IKM
Jumat, 22 November 2024 5:10 Wib
DPR: Kemasan produk ramah lingkungan jadi tantangan produksi IKM
Kamis, 21 November 2024 19:43 Wib
Produksi peternakan Lampung dukung makan bergizi gratis
Selasa, 19 November 2024 19:17 Wib
Produksi GKG Lampung hingga Agustus capai 1,6 juta ton
Jumat, 13 September 2024 16:41 Wib
Kilang Pertamina RU Plaju produksi BBM ramah lingkungan
Senin, 9 September 2024 21:09 Wib
Pertamina Regional Jawa catat kontribusi positif bagi produksi migas
Minggu, 1 September 2024 6:35 Wib
Produksi gabah pungut di Lebak periode Januari-Juli 2024 sebanyak 457.401 ton
Sabtu, 31 Agustus 2024 6:50 Wib