Kata sosiolog pendidikan multikultural harus diajarkan sejak SD

id Papua,Rasisme,Muktikultural,Sigit Rochadi,Sosiolog

Kata sosiolog pendidikan multikultural harus diajarkan sejak SD

Ilustrasi - Pertemuan KMNU Jatim dengan Pemuda Papua di Surabaya, Senin (19/8/2019). (Istimewa)

Tidak kalah penting pendidikan multikultural, harus diberikan sejak SD

Jakarta (ANTARA) - Pendidikan multikultural harus diajarkan sejak sekolah dasar (SD) untuk menanamkan nilai-nilai kemajemukan dalam berbudaya dan bermasyarakat untuk mencegah sikap yang mempersoalkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di kemudian hari, kata sosiolog dari Universitas Nasional Sigit Rochadi.

"Tidak kalah penting pendidikan multikultural, harus diberikan sejak SD," kata Sigit saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Sigit mengatakan masih kentalnya persoalan mengenai suku dan etnisisme seperti yang terjadi di Jawa Timur dan memicu demonstrasi berujung kericuhan di Papua dikarenakan pendidikan multikultural di Indonesia belum lama diberikan.

Dia mencontohkan pendidikan yang malah kontra terhadap multikultural seperti ekstrakulikuler, seperti rohani Islam dan rohani Kristen di mana justru membuat perbedaan di masyarakat terlihat jelas.

"Pendidikan agama di sekolah bukan mengambil peran keluarga dan masyarakat tentang bagaimana menjadi seorang Muslim yang baik yang harusnya diajarkan di rumah dan masyarakat. Tapi pendidikan agama di sekolah, agama sebagai ilmu pengetahuan, sistem pengetahuan, bukan mengatur cara berpakaian begini harus begini dan sebagainya," kata dia.

Sigit menilai aspirasi dari kelompok etnik masih kuat mencuat, di mana masing-masing menginginkan supaya nilai-nilai budayanya tidak diabaikan atau nilai budayanya diperhatikan dan diberikan ruang lebih luas.

Menurut dia, elit pemerintah juga harus memberikan ruang dan memperlakukan secara adil masyarakat minoritas sebagaimana apa yang didapatkan oleh kelompok mayoritas.

Dia mengatakan pemerintah harus mengupayakan untuk mengangkat anggota kepolisian, tentara, satpol PP, petugas pemerintahan dari seluruh kalangan etnik masyarakat Indonesia.