Ganjar siapkan Rp1 triliun gratiskan sekolah siswa miskin Jateng

id ganjar pranowo,sekolah gratis,anggaran pendidikan,siswa miskin jateng

Ganjar siapkan Rp1 triliun gratiskan sekolah siswa miskin Jateng

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Dokumentasi Humas Pemprov Jateng)

Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan anggaran pendidikan Rp1 triliun lebih untuk menggratiskan sekolah bagi siswa-siswi miskin di Jateng.

"Sekarang sedang dibahas anggarannya, mudah-mudahan lancar. Kami ingin menjamin mereka yang benar-benar miskin, kami pastikan sekolahnya gratis," kata Ganjar usai mengikuti dialog terbuka terkait pelayanan dengan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Tengah di kantor PWI Jateng, Semarang, Rabu.

Menurut Ganjar, program sekolah gratis bagi siswa-siswi miskin tersebut akan dimulai pada 2020.

Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa yang menjadi prioritas sekolah gratis di Jateng adalah siswa-siswi miskin sebab pelajar yang orang tuanya tergolong mampu, maka tidak perlu digratiskan.

"Orang mampu kok dibantu, apa tidak salah? (sekolah gratis) kami prioritaskan untuk siswa miskin terlebih dahulu," ujarnya.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Jateng, lanjut Ganjar, pihaknya tidak hanya fokus ke siswa tapi juga tenaga pendidikan.

"Jawa Timur dan Jawa Barat itu guru honorernya belum UMK lho gajinya, Jateng honorer SMA/SMK sudah semuanya UMK, jadi not bad-lah'," katanya.

Selain untuk menggratiskan biaya sekolah bagi siswa miskin, penambahan anggaran pendidikan juga untuk mendukung program pemerintah dalam memfavoritkan semua sekolah sehingga nantinya, anggaran itu digunakan untuk menambah sarana prasarana sekolah-sekolah pinggiran agar setara dengan sekolah perkotaan.

"Jadi kalau Pak Mendikbud bilang tidak boleh ada sekolah favorit, maka jalan satu-satunya adalah memfavoritkan semua sekolah. Nah anggaran itu nanti kami gunakan untuk itu," ujarnya.

Ganjar menyebutkan, banyak sekolah yang terletak di daerah pinggiran Jateng masih kekurangan sarana prasarana.

"Kalau di sekolah maju ada perpustakaannya, di sekolah pinggiran harus ada. Kalau di sekolah maju bisa mengakses teknologi informasi dengan mudah, ya di sana juga harus mendapatkan hal yang sama. Kalau semua sudah berjalan, maka akan lebih mudah dan tidak ada lagi sekat antara sekolah pinggiran dengan perkotaan," katanya.