Kopi impor asal Vietnam diduga turunkan harga jual kopi petani

id Kopi Rejang Lebong

Kopi impor asal Vietnam diduga turunkan harga jual kopi petani

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong melihat pengolahan kopi petik merah yang dihasilkan petani kopi di Kecamatan Sindang Dataran. (Foto istimewa)

Rejang Lebong (ANTARA) - Pejabat Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan, turunnya harga jual kopi di wilayah itu saat ini  diduga akibat pengaruh masuknya kopi impor dari Vietnam ke pasaran Provinsi Lampung yang selama ini menjadi tujuan utama pemasaran produksi kopi daerah itu.

"Kopi yang dihasilkan petani di Rejang Lebong ini sebagian besar dikirim oleh para toke kopi ke Lampung, kalau memang benar ada kopi impor dari Vietnam yang masuk ke sana jelas akan berpengaruh dengan penjualan kopi lokal," ujar Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, M Yusuf di Rejang Lebong, Jumat.

Ancaman kopi impor ini sangat beralasan mengingat kualitas kopi Vietnam sama dengan yang dihasilkan petani di Rejang Lebong, namun harga jualnya lebih murah dari biji kopi yang di hasilkan petani di Tanah Air.


Dia menyebutkan, harga jual biji kopi di daerah itu dipengaruhi kualitas barang yang dihasilkan petani. Saat ini harga jual biji kopi di tingkat petani sedang anjlok dari Rp22.000/kg menjadi Rp15.000-16.000/kg.

"Saat ini harga jual biji kopi kering dipengaruhi oleh kualitas biji kopi yang dihasilkan, jika petani menggunakan sistem petik merah maka harga jualnya lebih tinggi dari kualitas biji kopi asalan," kata dia.

Untuk harga jual kopi petik merah, tambah dia, saat ini dihargai para pembeli berkisar Rp35.000 sampai dengan Rp40.000/kg, harga jual kopi dengan sistem petik merah ini dua kali lipat dari pada kopi petik asalan.

Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mencegah kerugian di kalangan petani kopi setempat, pihaknya saat ini sedang mendorong petani lokal guna menerapkan sistem panen petik merah, kemudian membuat olahan biji kopi menjadi bubuk kopi sehingga harga jualnya lebih tinggi.

Selain itu, petani kopi di Rejang Lebong juga diajarkan membuat produk olahan lainnya dengan memanfaatkan kulit merah biji kopi yang baru dipetik untuk dijadikan teh kopi, serta membudidayakan lebah madu karena bisa membantu penyerbukan kopi sehingga akan meningkat produksi buah dan terpenting lagi mendapatkan keuntungan tambahan dari penjualan madu.