Produksi ikan asin Pulau Pasaran turun

id Pulau Pasaran,ikan teri,teri asin,ikan asin Lampung

Produksi ikan asin Pulau Pasaran turun

Jembatan menuju Pulau Pasaran Bandarlampung (Lampung.Antaranews.com/Hisar Sitanggang)

Faktor cuaca penyebabnya. Pasokan ikan juga anjlok volumenya, kualitasnya juga kurang bagus
Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah perajin ikan asin di Pulau Pasaran Bandarlampung menyebutkan bahwa produksi teri asin di pulau kecil itu anjlok volumenya dalam seminggu terakhir karena minimnya hasil tangkapan nelayan.

"Faktor cuaca penyebabnya. Pasokan ikan juga anjlok volumenya, kualitasnya juga kurang bagus," kata Sartono, salah satu perajin ikan asin di Pulau Pasaran, Bandarlampung, Sabtu.

Ia menyebutkan penurunan produksi ikan asin, terutama teri nasi dan teri jengki, terjadi sejak seminggu lalu, sehingga harganya juga ikut turun.

Dalam sehari ia hanya mampu memproduksi ikan teri berkisar 200-300 kg, padahal dalam kondisi normal bisa memproduksi satu ton lebih.

Ia juga menyebutkan kondisi cuaca panas mengakibatkan gelombang laut cukup tinggi, sehingga tidak semua nelayan bagan pergi ke laut untuk menangkap ikan.

"Cuaca enggak mendukung, lagi terang bulan. Ombak juga tinggi dan arus laut kencang," katanya.

Harga teri asin di Pulau Pasaran berkisar Rp45.000- Rp80.000/kg. Ikan asin yang paling dicari adalah teri nasi meski harganya di atas Rp80.000/kg.

Pada pekan terakhir Juli lalu, harga teri asin semua jenis di Pulau Pasaran, Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandarlampung, Lampung mengalami penurunan harga dikarenakan pasokan sedang melimpah.

Bagi para perajin ikan asin, kondisi cuaca saat kemarau justru menjadi berkah tersendiri, sebab penjemuran ikan asin lebih cepat kering. Namun ada sedikit kendala yakni barang sulit keluar atau laku, sehingga para perajin sedikit menurunkan harganya. Harga teri nasi asin turun dari harga semula Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp80 ribu per kilogram, teri jengki asin turun dari Rp55 ribu per kilogram menjadi Rp45 ribu per kilogram, teri belah asin dari Rp60 ribu per kilogram kini Rp50 ribu per kilogram, dan ikan asin buntio turun dari Rp75 ribu per kilogram menjadi Rp60 ribu per kilogram.

Pulau Pasaran adalah pulau kecil yang lokasinya dekat dengan pesisir Telukbetung Bandarlampung. Hampir seluruh penduduknya menggeluti usaha ikan asin, yang keahlian itu diperoleh secara turun temurun.

Awalnya di era 1960-an, luas Pulau Pasaran tak kurang dari beberapa hektare yang dihuni beberapa keluarga, yang aktivitasnya hanya menangkap ikan di sekitar perairan pulau kecil itu, kemudian mengasinkan dan menjualnya ke kawasan Telukbetung.

Kini Pulau Pasaran telah berubah menjadi "pulau ikan asin" dan menjadi sentra penghasil ikan asin utama di Provinsi Lampung. Hampir di seluruh pelosok pulau itu terdapat usaha pembuatan ikan asin, dan penduduknya pun terus bertambah hingga ratusan kepala keluarga.

Karena kebutuhan lahan sangat tinggi sehubungan pertambahan penduduk dan menjamurnya usaha ikan asin, luas pulau itu pun bertambah akibat direklamasi oleh penduduk setempat. Sebagian bahan reklamasi itu diambil dari terumbu karang yang membatu, dan sebagian lainnya merupakan bebatuan yang diangkut menggunakan kapal, atau menggunakan becak.

Kini Pulau Pasaran memiliki luas hampir 12 hektare, dan termasuk daerah berpenduduk padat di Kota Bandarlampung. Dalam kondisi normal, Pulau Pasaran dalam sehari bisa menghasilkan teri asin berkisar 20-30 ton.