Revolusi industri 4.0 tidak bisa diabaikan

id berita sumut, berita sumut hari ini, berita sumut terkini, berita medan hari ini, presiden teflin revolusi industri 4.0

Revolusi industri 4.0 tidak bisa diabaikan

Rektor Unimed Prof Dr Syawal Gultom, MPd memberikan cendera mata kepada Presiden TEFLIN Prof Dr Joko Nurkamto,MPd, di Unimed, Kamis (8/8/2019). (ANTARA/HO)

Medan (ANTARA) - Presiden TEFLIN Prof Dr Joko Nurkamto,MPd mengatakan bahwa tema Revolusi Industri 4.0 sering sekali menjadi slogan dimana-mana tidak bisa diabaikan.

"Sekarang kita memasuki abad 21 yaitu era revolusi industri, dimana antara teknologi semakin besar karena kemajuan teknologi yang cepat," kata Joko dalam sambutannya pada pembukaan The 66 tahun TEFLIN Internasional Conference and English Language Education Expo 2019 di Auditorium Unimed, Kamis.

Konferensi Internasional TEFLIN 2019 dilaksanakan selama tiga hari (8-10 Agustus 2019) yang mengusung tema; "Learning English as a Global Lingu Franca and Intercultural Communication to Embrace Industrial 4.0: Policy, Pedagogy, and Assessment".



Menurut dia, pentingnya untuk beradaptasi dengan perubahan informasi di dunia, maka dengan konferensi ini guru Bahasa Inggris, peneliti, pengamat dan membuat keputusan dapat membagi ide penelitian mereka sehingga dapat membawa dampak yang besar pada pengajaran Bahasa Inggris.

Sementara, Rektor Universitas Negeri Medan Prof Dr Syawal Gultom,MPd, mengatakan Bahasa Inggris merupakan bahasa yang sangat penting di abad 21 ini.

Untuk itu, menurut dia, harus merubah cara berpikir tentang pengajaran Bahasa Inggris.



"Saya berharap dengan diadakannya TEFLIN Internasional Conference ini dapat mereprosisi ulang pengajaran Bahasa Inggris, sehingga kita dapat bersaing di era Revolusi Industri 4.0," katanya.

Turut hadir dalam konferensi Internasional ini, Presiden TEFLIN Prof Dr Joko Nurkamto, MPd, Rektor Unimed Prof Dr Syawal Gultom, MPd, Wakil Rektor I Unimed Prof Dr Abdul Hamid K MPd, Wakil Rektor III Unimed Prof Dr Sahat Siagian,MPd, jajaran Dekan dan Fungsonaris FBS.



Konferensi Internasional ini diikuti 1.600 peserta yang berasal dari Jepang, Singapura, Malaysia, Australia,Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Jerman, Sumatera Barat, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi,Riau, Kepri,Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulteng, Sulut dan NTB.