Kementan: Olahan kelapa parut diminati pasar global

id ekspor komoditas lampung, kelapa parut lampung, badan karantina pertanian, kementerian pertanian

Kementan: Olahan kelapa parut diminati pasar global

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil, (tengah) di Bandarlampung, Senin (5/8/2019). (Antara Lampung/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan olahan kelapa parut asal Indonesia diminati pasar global menyusul meningkatnya ekspor komoditas tersebut.

"Olahan kelapa parut secara nasional menunjukan tren peningkatan yang luar biasa," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil, pada pelepasan ekspor komoditas pertanian Lampung, di Bandarlampung, Senin.

Ia menyebutkan, tercatat ekspor kelapa parut itu pada tahun 2018 sebanyak 16.9 ton. Sementara sepanjang tahun 2019 telah diekspor sebanyak 44,3 ton.

Menurut dia, pasar komoditas tersebut antara lain Brazil, Turki, Arab, Cina, Maroko, Serbia dan Malaysia.

Kepala Badan Karantina Pertanian itu menjelaskan, sentra penghasil kelapa di Tanah Air, yakni Sumatera Barat, Jawa Barat, Pekan Baru, Sumatera Utara, dan juga Lampung.

Di sisi lain, Jamil menjelaskan ekspor olahan kelapa parut asal Lampung ke Jerman lumayan besar mencapai 25 ton dengan nilai Rp387,7 juta.

Ia mendorong pemerintah daerah maupun eksportir tak hanya mengekspor kelapa bulat, tetapi juga turunannya.

Sehingga, menurut dia, memiliki nilai tambah yang besar dibandingkan hanya menjual bahan baku komoditas saja. "Ekspor ini yang kita dorong, jangan kelapa bulatnya minimal setengah jadi," tambah Jamil.

Kepala Badan Karantina Pertanian dalam kesempatan itu juga melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian Lampung.

Rincian jumlah komoditas yang diekspor masing-masing adalah kopi tujuan Algeria sejumlah 57,6 ton dengan nilai barang Rp1,3 miliar.

Lada tujuan India sejumlah 25 ton dengan nilai barang Rp769,8 juta.

Sementara untuk komoditas hortikultura yang diekspor oleh PT. Great Giant Pineapple berupa nenas irisan tujuan China sejumlah 35,6 ton dengan nilai Rp 423,05 juga dan nenas buah tujuan Saudi Arabia sebanyaj 54 ton dengan nilai Rp408,9 juta.

Nilai keseluruhan komoditas ekspor yang dilepas itu senilai Rp 3,3 miliar.