Kopi asli Lampung Maringgai punya potensi dikembangkan

id Kopi,Desa Maringgai,Lampung Timur,Komoditas

Kopi asli Lampung Maringgai punya potensi dikembangkan

Biji kopi asli Maringgai di Desa Maringgai, Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Jumat (02/08/2019). ANTARA/Ruth Intan

Lampung Timur (ANTARA) - Kopi asli Lampung,  Maringgai memiliki potensi dikembangkan karenanya rasanya yang khas namun hingga saat ini jarang diperjualbelikan.

"Orang Maringgai biasanya punya pohon kopi di ladang tapi tidak banyak jumlahnya", ujar Saparudin salah seorang pemilik ladang di Maringgai, Lampung Timur, Jumat.

Menurut Saparudin, warga Desa Maringgai tidak pernah menjual biji kopi yang mereka miliki sebab jumlah pohon yang tidak terlalu banyak dan produksi buah kopi yang sedikit.

Sekali panen, pemilik ladang hanya mendapatkan 1-2 kilogram biji kopi siap sangrai, dan panen hanya terjadi setiap satu tahun dua kali.

Menurut Saparudin, biji kopi asli Desa Maringgai memiliki tekstur kecil dan juga wangi karena pohon kopi tidak diberi pupuk dan dibiarkan liar tumbuh di ladang bersama dengan tanaman jengkol, lada dan durian.

Kopi asli yang ditanam oleh warga Desa Maringgai ini hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, dan rata-rata warga mengolah biji kopi hingga siap saji sendiri.

"Saya memetik buah kopi, mengeringkan menyangrai, hingga menggiling kopi hingga siap saji seorang diri. Ibu-ibu disini biasa mengolah kopi karena sudah turun menurun sejak zaman dahulu", tutur Nur.

Menurut Nur, kopi menjadi tanaman yang telah ditanam sejak lama namun, tidak dijadikan sebagai komoditas yang diperjualbelikan meskipun kopi asli Maringgai memiliki rasa khas.

"Kopi Maringgai mempunyai rasa yang berbeda, dan juga tidak menyengat baunya. Tetapi kami tidak menjual kopi sebagai salah satu hasil ladang, karena biasanya kita menimbun kopi untuk kebutuhan acara adat dan untuk minum sehari-hari", katanya.

Hadirnya kopi Maringgai sebagai salah satu komoditas asli desa dapat menjadi potensi kekayaan hasil perkebunan selain komoditas lain seperti lada, jengkol, durian dan duku.