Ganja tidak sebabkan meninggal tapi bodoh

id ganja, efek ganja,penggunaan ganja,penyalahgunaan ganja,kandungan ganja,dampak ganja

Ganja tidak sebabkan meninggal tapi bodoh

Petugas BNN mengangkat arang pembakaran paket ganja setelah dimusnahkan dalam incinerator di halaman Gedung BNN Banten, di Serang, Rabu (31/7/2019). Petugas BNN menangkap dua tersangka FN dan IG saat melintas di wilayah Banten dengan membawa 150 kilogram ganja yang disembunyikan dalam bagasi mobil dan ditutup dengan plat besi yang dilas. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww. (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

Jakarta (ANTARA) - Seseorang pengguna ganja tidak serta-merta meregang nyawa ketika menyalahgunakan bahan narkotika itu, tetapi berpotensi besar untuk menjadi bodoh, demikian disampaikan Kepala Pusat Laboratorium Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigjen Pol. Mufti Djusnir.

"Dengan diikatnya gelembung oksigen oleh tetrahydrocannabinol THC (zat dalam ganja), sel otak menjadi mati. (Sel) yang mati tidak bisa diperbaiki dan hanya sisanya yang bisa dipakai. Kalau berkelanjutan memakai ganja, sel mati semakin banyak," ujar Mufti dia saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Mufti mengatakan otak manusia mempunyai gelembung udara yang berisi oksigen. Semakin banyak oksigen di dalam otak, seseorang akan semakin pintar. Begitupula sebaliknya.



Pendapat senada juga diungkapkan ahli medis University of Pennsylvania Perelman School of Medicine Marcel Bonn-Miller.

Bonn-Miller, seperti dilansir laman WebMD, menyampaikan ganja dapat mengganggu kecerdasan intelektual dan fungsi mental remaja karena perkembangan otak pada rentang usia remaja masih terus berkembang.

Penggunaan ganja juga memiliki sederet efek negatif antara lain: depresi, halusinasi, detak jantung menjadi cepat, tekanan darah rendah, dan mempengaruhi penilaian serta koordinasi seseorang.