Pengolah sampah plastik jadi biodiesel Jabar dibangun 2020

id ridwan kamil,pembangunan pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel

Pengolah sampah plastik jadi biodiesel Jabar dibangun 2020

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, CEO Plastic Energy Carlos Monreal, dan Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuat kesepakatan soal pembangunan pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel dengan Plastic Energy di London, Inggris, Senin (22/7/2019). (Dok Humas Pemprov Jabar)

Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat kesepakatan soal pembangunan instalasi pengolah sampah plastik menjadi biodiesel, dengan CEO Plastic Energy Carlos Monreal di London, Inggris, Senin (22/7).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini dalam siaran persnya yang diterima Selasa, menargetkan proyek dengan nilai investasi sekitar Rp3 triliun itu terealisasi pada 2020.

“MoU sudah kita buat lama. Hari ini kita sepakati langsung dengan CEO-nya, kita akan menyediakan lahan untuk mereka (Plastic Energy) sewa, mempercepat proses perizinan, lalu kita sediakan sampah plastik di luar botol plastik untuk diolah menjadi energi berupa green diesel,” katanya.



Menurut Emil, pembangunan pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel akan dilakukan di lima daerah, yakni Bogor, Bandung Raya, Bekasi, Tasikmalaya dan Cirebon.

“Untuk tahap awal kita bangun di Bogor dan Bandung Raya,” katanya.

Lokasi di Bogor berada di Galuga dengan luas 20 hektare, sedangkan Bandung Raya berlokasi di kawasan Gedebage dengan luas 10 hektare.

Emil mengatakan nilai investasi satu lokasi mencapai Rp630 miliar dan ia pun menargetkan proses pengkajian sampai perizinan selesai pada akhir 2019, sehingga pembangunan bisa dimulai Januari 2020.



Emil menyatakan keberadaan pengolahan sampah plastik menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik, terutama di Sungai Citarum dan laut.

Dia juga menyebutkan bahwa rencana tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan disetujui.

“Selama ini kan kita mengkampanyekan pemilahan sampah plastik, namun kemana sampah plastik yang sudah dipilah itu belum ada solusinya. Nah, dengan adanya plastic energy jadi teratasi,” katanya.



“Ini kabar baik karena selama ini kan tipping fee jadi persoalan,” lanjutnya.

Menurut Emil, terdapat dua cara penyerahan sampah plastik ke Plastic Energy. Pertama adalah sampah plastik murni kemudian sampah campur yang nantinya dipilah oleh Plastic Energy.

Dari 1.000 ton sampah, sekitar 100 ton sampah plastik yang diambil.

CEO Plastic Energy Carlos Monreal mengatakan bahwa satu ton sampah plastik dapat menghasilan 85 liter biodiesel.



“Green diesel yang dihasilkan bisa dipakai untuk mobil, truk. Truk pengangkut sampah pakai ini juga,” katanya.

Selain itu, kata Carlos Monreal, pihaknya akan turut membantu studi kelayakan proyek tersebut. Dia pun berharap proses perizinan yang lainnya dapat segera selesai.

“Kami bisa mulai bangun konstruksi awal 2020,” ucapnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan proyek ini sejalan dengan kebijakan pemilahan sampah.

Dia pun akan berkoordinasi dengan Pemkab Bogor karena untuk pemenuhan kebutuhan sampah 100 ton per hari tidak bisa dipenuhi oleh pihaknya. “Sampah plastik kita (Kota Bogor) per hari 84 ton,” katanya.