Kesadaran warga Maringgai Lampung Timur periksa Balita di Posyandu cukup tinggi

id posyandu, lampung timur, pos pelayanan terpadu

Kesadaran warga Maringgai Lampung Timur periksa Balita di Posyandu cukup tinggi

Nur Hamidah bidan Desa Maringgai, Lampung Timur tengah memberikan suntikan BCG kepada bayi. (Antara Lampung/Ruth Intan S)

Lampung Timur (ANTARA) - Kesadaran warga Kabupaten Lampung Timur, khususnya warga Desa Maringgai, memeriksakan kesehatan anaknya di Posyandu cukup tinggi.

"Banyak warga yang datang ke posyandu bulan ini. Tadi saja sudah dari pagi ibu-ibu datang ke balai desa membawa anak bayinya ke sini," ujar Paryanti, seorang kader posyandu Desa Maringgai, di Lampung Timur, Sabtu (20/7).

Menurut dia, kebanyakan ibu-ibu Desa Maringgai sudah mulai sadar akan pentingnya kesehatan anak, sehingga mereka sukarela membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya.

Sadarnya warga desa datang ke posyandu telah membawa hasil baik, sebab di Desa Maringgai semua bayi ataupun balita dalam keadaan sehat.

" Alhamdulillah, di Maringgai semua anak sehat, tidak ada yang terkena stunting (kerdil) paling hanya terkena penyakit ringan seperti flu," katanya.

Kegiatan posyandu rutin ini merupakan agenda bulanan yang dilakukan oleh Puskesmas setempat, untuk memantau tumbuh kembang dan kesehatan bayi di desa.

"Posyandu ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Puskesmas setempat, dan merupakan agenda wajib dari pemerintah," ujar Nur Hamida, seorang bidan Desa Maringgai.

Menurut Hamida, kegiatan posyandu ini terbagi dalam empat bagian karena terdapat empat posyandu yang melayani enam dusun di Desa Maringgai, dan setiap posyandu memiliki kader posyandu yang siap membantu warga desa memantau tumbuh kembang anak.

" Hari ini kita mulai dari menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, memberikan suntikan BCG dan memberikan tambahan vitamin beserta biskuit bagi anak-anak."

Ia menambahkan, antusiasnya warga desa dalam mengikuti kegiatan posyandu, kesehatan anak dapat terpantau dan juga dapat mengurangi adanya anak yang terkena gizi buruk atau stunting, agar generasi selanjutnya dapat menjadi generasi emas yang dapat membangun bangsa.