Film "Dua Garis Biru" disambut positif penayangan hari pertama

id dua garis biru,film dua garis biru,bkkbn,Keluarga berencana

Film "Dua Garis Biru" disambut positif penayangan hari pertama

Suasana konferensi pers film "Dua Garis Biru" bersama aktor dan kru terlibat di Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019). (ANTARA/Dea N. Zhafira)

Jakarta (ANTARA) - Film "Dua Garis Biru" dapat sambutan positif dalam roadshow di delapan kota di Pulau Jawa setelah gala premiere di Jakarta pada 27 Juni lalu.

Roadshow ke Malang, Surabaya, Mojokerto, Kediri, Tulung Agung, Madiun, Solo dan Yogjakarta itu dihadiri oleh para aktor dan sutradara "Dua Garis Biru".

“Terus terang saya tidak menyangka dan di luar dugaan saya, sambutan dari masyarakat dan juga para remaja dengan adanya film 'Dua Garis Biru' sampai begitu besarnya," ujar Gina S. Noer, penulis dan sutradara dalam siaran pers, Sabtu.

Gina mengaku dapat banyak ulasan positif serta pesan pribadi di media sosial dari penonton yang terhibur.

Roadshow keliling kota Jawa dengan menggunakan jalur darat diikuti Angga Yunanda (Bima), Zara JKT48 (Dara), Maisha Kanna (Puput), Shakira Jasmine (Vinie), Ariel JKT48 (Lika) dan Cindy JKT48 (Melly).



“Respons positif dari masyarakat terlihat juga dari seluruh tiket untuk penayangan perdana di semua kota Jawa ini habis dalam waktu singkat dan ada beberapa kota yang
kami tambahkan juga jadwal penayangannya dan masih tetap habis terjual tiketnya," kata produser Chand Parwez.

Gina dan aktris Rachel Amanda sempat diundang jadi pembicara dalam diskusi panel untuk memperingati hari Kependudukan Dunia Tahun 2019 yang diadakan oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) di bawah program Pembinaan Ketahanan Remaja, di XXI Plaza Senayan, Jakarta.

Acara nonton bareng dan diskusi yang digelar oleh BKKBN bersama dengan John Hopkins Center for Communication Program (JHCCP) dan Forum Genre Indonesia (FGI) bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya remaja terkait kesehatan reproduksi, penyiapan kehidupan berumah tangga dan penyiapan kehidupan bermasyarakat akan pentingnya kualitas SDM.

Dari sisi BKKBN, film ini dianggap jadi media untuk menyebarkan kesadaran tentang perilaku berisiko remaja yang menjadikannya rentan mengalami pernikahan di usia dini, kehamilan tidak diinginkan dan terinfeksi penyakit menular seksual sehingga aborsi yang tidak aman.