Bank Dunia: Konsumsi swasta Indonesia makin menguat

id Bank Dunia, Konsumsi Swasta,Ekonomi Lampung

Bank Dunia: Konsumsi swasta Indonesia makin menguat

Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Frederico Gil Sander, memaparkan laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia di acara peluncuran The June 2019 edition of the Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Senin (1/7/2019). (Antara/Katriana)

Jakarta (ANTARA) - Bank Dunia mencatat bahwa pertumbuhan konsumsi swasta Indonesia meningkat menjadi 5,3 persen di kuartal pertama 2019 dibandingkan 5,2 persen di kuartal keempat 2018.

"Peningkatan cukup sedang pada konsumsi swasta diperkirakan akan terus berlanjut," kata Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Frederico Gil Sander, dalam pemaparannya di acara peluncuran The June 2019 edition of the Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Senin.

Sander menyatakan pertumbuhan tersebut didukung oleh kenaikan cukup tajam pada belanja konsumsi partai politik, yang tumbuh sebesar 16,9 persen di kuartal pertama, dibandingkan 10,8 persen di kuartal keempat 2018.

Namun demikian, ia mencatat adanya perlambatan pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi 5,0 persen dari 5,1 persen di kuartal sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu disebabkan karena menurunnya tingkat konsumsi di sektor jasa, di antaranya transportasi dan komunikasi serta konsumsi restoran dan hotel.

Di antara konsumsi rumah tangga tersebut, konsumsi makanan dan minuman sekali lagi memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan konsumsi swasta.

Sementara konsumsi di sektor kesehatan dan pendidikan meningkat pada laju tercepatnya.

Lebih lanjut, Sander juga menyebutkan bahwa pertumbuhan penjualan retail, yang hampir dua kali lipat menjadi 8,8 persen di kuartal pertama, juga menjadi indikator bulanan menguatnya konsumsi swasta.

Selain itu, penjualan sepeda motor juga meningkat secara signifikan menjadi 16,1 persen di kuartal pertama 2019, dibandingkan 7,6 persen di kuartal sebelumnya.

Namun demikian, kepercayaan konsumen di Indonesia, kata Sander, tercatat datar di kuartal pertama, tetapi ada indikasi kenaikan pada April dan Mei, yang terlihat dari peningkatan konsumsi swasta yang terus berlanjut di kuartal kedua.

Baca juga: IMF peringatkan risiko penurunan ekonomi Asia meningkat
Baca juga: Ketegangan perdagangan meningkat, ekonomi global melambat