Menjelang Harganas BKKBN soroti pengasuhan orang tua terhadap anak

id Hari Keluarga Nasional,Harganas,BKKBN,stunting

Menjelang Harganas BKKBN soroti pengasuhan orang tua terhadap anak

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani memberikan keterangan pada wartawan di Jakarta, Kamis (27/6/2019). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

Masih banyaknya balita stunting berarti itu salah satu koreksi kepada kita bahwa khusus untuk pengasuhan kaitannya dengan gizi harus kita perbaiki

Jakarta (ANTARA) - Menjelang peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh pada 29 Juni Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyoroti pola pengasuhan orang tua terhadap anak.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan di Jakarta, Kamis, pola pengasuhan anak masih menjadi persoalan mengingat banyaknya kasus stunting atau kekerdilan pada balita dikarenakan gizi yang tak terpenuhi.

"Masih banyaknya balita stunting berarti itu salah satu koreksi kepada kita bahwa khusus untuk pengasuhan kaitannya dengan gizi harus kita perbaiki," kata Dwi dalam acara Bakti Sosial di BKKBN sebagai rangkaian acara peringatan Harganas ke-26.

Baca juga: BKKBN Lampung terus dorong pencapaian program KKBPK

Dwi mengingatkan orang tua agar memberikan perhatian lebih soal asupan gizi anak. Dia menilai terjadinya kasus stunting bukan hanya dikarenakan ketidaktersediaan atau ketahanan pangan, tetapi juga pengetahuan orang tua soal asupan gizi.

"Stunting ini bukan hanya soal ketersediaan makanan dalam keluarga, tapi justru pengasuhan, tata cara makan, penyajian, daya tahan, ketelatenan dan seterusnya, sehingga anak itu mau makan," kata dia.

Hingga saat ini, menurut Dwi, BKKBN belum memiliki indikator khusus terkait evaluasi dan apa yang perlu diperbaiki dalam keluarga Indonesia. Namun, dia menekankan kasus stunting merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian.

Selama ini upaya BKKBN lebih kepada proses intervensi dalam pencegahan stunting melalui program pembinaan keluarga untuk mencegah kasus kekerdilan meningkat.

Baca juga: BKKBN harus kreatif informasikan program kerja

Kendati demikian hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.*