Jakarta (ANTARA) - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2019 sebesar 120,3 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan akhir April 2019 yang 124,3 miliar dolar AS.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis, penurunan cadangan devisa pada Mei 2019 tersebut terutama dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, berkurangnya penempatan valas perbankan di BI sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas valas terkait siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing dan menjelang libur panjang Lebaran 2019.
Onny menjelaskan cadangan devisa Indonesia itu tetap cukup tinggi karena setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Menurut dia, BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan BI memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," katanya.
Berita Terkait
Wamendag: "Game online" berpotensi sumbang devisa negara
Rabu, 21 Februari 2024 5:58 Wib
Menparekraf sebut nilai devisa pariwisata capai 10,46 miliar dolar AS
Selasa, 28 November 2023 10:35 Wib
BI melaporkan cadangan devisa Indonesia turun jadi 133,1 miliar dolar AS
Selasa, 7 November 2023 13:35 Wib
Kementrian Keuangan canangkan pembentukan Desa Devisa Klaster Kopi di Bengkulu
Kamis, 31 Agustus 2023 5:42 Wib
Cadangan devisa Indonesia naik
Jumat, 6 Januari 2023 10:39 Wib
BP2MI sebut pemerintah sediakan KUR Rp100 juta untuk pekerja migran
Minggu, 4 Desember 2022 19:07 Wib
BI: Cadangan devisa RI 130,2 miliar dolar AS di Oktober
Senin, 7 November 2022 11:10 Wib
BP2MI sebut PMI sumbangkan devisa Rp159,6 triliun per tahun
Sabtu, 16 Juli 2022 5:37 Wib