Meski harga turun produsen tetap produksi ikan teri asin

id Produksi ikan asin ,Pulau Pasaran Bandarlampung,ikan teri asin, harga turun, pulau pasaran

Meski harga turun produsen tetap produksi ikan teri asin

Para pengrajin ikan teri asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung sedang melakukan rutinitas pengeringan, Selasa, (28/5/2019). (Antaralampung.com/Dian Hadiyatna)

semua produsen yang ada di sini masih tetap memproduksi meski harga jual rendah, karena memang sudah menjadi rutinitas kami

Bandarlampung (ANTARA) - Meskipun harga pada semua jenis ikan teri asin mengalami penurunan harga produsen ikan teri asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung, tetap melakukan produksi.

"Ya semua produsen yang ada di sini masih tetap memproduksi meski harga jual rendah, karena memang sudah menjadi rutinitas kami," kata Sarnoto salah satu produsen di Pulau Pasaran,  Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan saat ini permintaaan ikan teri asing dari pelanggan di dalam negeri sedang turun, sementara permintaan ekspor masih cukup banyak.

Sarnoto menyebutkan harga ikan teri asin ekspor yang biasanya mencapai harga tertinggi Rp120.000 per kilogram kini menjadi  Rp85.000 per kilogram, ikan teri asin lokal dari Rp85.000 turun menjadi Rp75.000 per kilogram.

Kemudian Lanjut dia, harga ikan teri buntio dari Rp75.000  menjadi Rp60.000 per kilogram dan harga ikan teri asin jengki dari Rp55.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.

"Kami di sini punya tempat penampungan dan bisa menghubungi langsung bila ada permintaan. Tapi tiga hari ini belum ada yang meminta barang (ikan teri asin)," kata dia.

Sarnoto menduga modal para pedagang belum balik, sehingga permintaan menurun. Di pulau ini, kata dia, sistem pembayaran dengan para penampung lokal ada yang secara langsung bayar dan jual barang baru bayar.

"Yang 'lempar' dulu barang baru bayar hanya orang-orang dekat dan sudah lama kami kenal," katanya lagi.

Sementara itu salah satu produsen lainnya Abdul Hakim mengatakan untuk mengakali barang tetap awet dan kualitasnya terjaga, mereka harus menyewa pendingin di Gudang Lelang Bandarlampung.

"Akibat dari situasi ini kami mengeluarkan biaya lebih karena barangnya lamban keluar (dibeli pedagang)," katanya.

Ia berharap situasi seperti ini cepat berlalu dan karena beban biaya yang dikeluarkan cukup besar  dalam sekali produksi ikan teri asin.