Pelajar asal Belanda belajar keanekaragaman hayati di Sukabumi

id Pelajar Asal Belanda ,Situgunung ,Kabupaten Sukabumi ,PPS Cikananga ,Groenhorst College

Pelajar asal Belanda belajar keanekaragaman hayati di Sukabumi

Pelajar asal Groenhorst College, Belanda melakukan pengamatan keanekaragaman hayati yang berada di Situgunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jabar. (Foto: Aditya Rohman/Antaranews).

Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Belasan pelajar dari Groenhorst College, Belanda, belajar mengenai keanekaragaman hayati dengan melakukan pengamatan ekosistem flora dan fauna yang ada di Situgunung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Kedatangan kami ke Sukabumi ini untuk mempelajari ekosistem hayati, mulai dari tumbuh-tumbuhan dan satwa di bawah kaki Gunung Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit. Selain itu, kami pun ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) di Kecamatan Nyalindung untuk mengetahui satwa dilindungi asal Indonesia," kata guru Groenhorst College Tjerk di Sukabumi, Minggu.

Menurutnya, kondisi hutan yang berada di sekitar Situgunung masih bagus, seperti banyak ditemukan tumbuhan yang mulai tumbuh, anak hewan, seperti katak, burung, pohon dan lain sebagainya.

"Ini membuktikan bahwa kondisi hutan di sini masih alami dan habitat satwa liarnya masih terjaga atau tidak terganggu," katanya.

 Ia danpelajar lainnya berharap bisa melihat secara langsung hewan dilindungi dan endemik Jabar, seperti owa jawa, elang jawa dan lainnya.

Sementara, relawan PPSC Sukabumi Budiharto mengatakan kedatangan belasan pelajar dari Belanda itu untuk melaksanakan program magang. Sebelum ke Situgunung, para pelajar itu terlebih dahulu ke PPSC untuk melihat bagaimana penanganan, mulai dari pengobatan, rehabiltasi hingga pelepasliaran hewan.

Selain itu, di PPSC mereka dikenalkan berbagai keanekaragaman hayati, khususnya satwa Indonesia dilindungi. Kedatangan mereka pun untuk membantu kegiatan di PPSC dalam penyelamatan satwa liar Indonesia.

"Mereka belajar di Sukabumi selama satu pekan dengan jumlah pelajarnya sebanyak 11 orang ditambah gurunya," kata Koordinator ProBumi Indonesia Cabang Sukabumi itu. (*)