Presiden Tinjau Samboja Kaltim lihat lokasi bakal Ibu kota

id presiden tinjau samboja kukar liat bakal lokasi ibukota negara

Presiden Tinjau Samboja Kaltim lihat lokasi bakal Ibu kota

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bakal ibu kota negara di Samboja, Kutai Kartanegara, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa 7(/5). (Foto: Biro Press Setpres RI)

Balikpapan, (ANTARA) - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri meninjau kawasan Kecamatan Samboja, yang berlokasi dekat dengan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, 38 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Lokasi itu oleh Presiden Jokowi disebut menjadi salah satu lokasi yang diusulkan bakal jadi Ibu kota negara yang baru, selain Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah, dan sejumlah daerah lainnya.

“Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira satu setengah tahun ini dipelajari, salah satunya adalah Kaltim,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden dan rombongan, di antaranya Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi, dan Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah berhenti di sekitar Km 50 proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda.

"Di sini semuanya saya melihat sangat mendukung, kebetulan ini berada di tengah-tengah jalan tol Samarinda–Balikpapan," ujar Presiden Jokowi mengenai lokasi di Samboja.

Karena itu, menurut Presiden, Kaltim sangat layak menjadi ibu kota negara karena infrastrukturnya sudah cukup memadai. Kaltim memiliki dua bandar udara, yaitu Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan dan Bandara APT Pranoto, bandara yang diresmikan Presiden Jokowi Oktober lampau di Samarinda.

Di Balikpapan juga ada pelabuhan laut internasional, dan diiringi dengan semua jasa yang diperlukan seperti transportasi dan akomodasi berkelas internasional, selain lingkungan yang bersih dan tertata rapi.

"Dan kalau kita lihat Balikpapan ada airportnya, Samarinda ada airportnya, sudah tidak harus buat airport lagi sudah ada dua. Pelabuhan juga sudah ada, tentunya itu akan lebih menghemat biaya," kata Presiden pula.

Meski begitu, lanjut Presiden, masih ada aspek lainnya yang harus benar-benar dikalkulasi sebelum menentukan lokasi Ibu kota negara. Bukan hanya menyangkut infrastruktur, tapi juga soal sosial politik, kerawanan bencana gempa maupun banjir.

"Tapi kan kajian kita tidak hanya urusan infrastruktur, sosial politiknya seperti apa. Kemudian urusan lingkungan dan kebutuhan air seperti apa. Apakah jauh dari sisi kebencanaan entah banjir atau gempa bumi, dikalkulasi semuanya," ujarnya.

Menurut Presiden sebagai negara besar, Indonesia perlu memiliki pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, dan jasa.

Kawasan Kecamatan Samboja merupakan bagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara, suatu kawasan campuran permukiman, pertanian, perkebunan, konservasi, pengolah migas, dan pertambangan, sekaligus kawasan konservasi, antara lain Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, termasuk di dalamnya kawasan Bukit Bangkirai, dan objek wisata berupa hutan primer yang disisihkan dari hutan produksi.

Dua organisasi penyelamat satwa orang utan dengan reputasi internasional juga ada di Samboja, yaitu Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Four Paws.

Samboja juga memiliki tambang batu bara skala besar yang bersisian dengan tahura yang dikelola oleh PT Singlurus Pratama.

Di pesisir Senipah ada objek vital nasional yang sekarang dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), yaitu fasilitas penerima dan pengumpul gas alam dari bebagai lapangan di lepas pantai dan di darat untuk dipompakan ke Bontang. 

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bakal ibu kota negara di Samboja, Kutai Kartanegara, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (7/5). (Foto: Biro Press Setpres RI)