Dua relawan Tagana Lampung dikirim bantu korban banjir di Bengkulu

id dinas sosial, tagana lampung, banjir bengkulu, sumarju

Dua relawan Tagana Lampung dikirim bantu korban banjir di Bengkulu

Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Sumarju Saeni (ANTARA/HO/Humas Pemprov Lampung/Agus WS)

Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Sosial Provinsi Lampung memberangkatkan dua relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu korban bencana banjir di Provinsi Bengkulu.

"Relawan ini sesampainya di lokasi akan membantu proses manajemen logistik, dapur umum lapangan dan layanan psikososial para korban," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni, di Bandarlampung, Selasa.

Ia menyebutkan, dua relawan Tagana ini dikirim dengan maksud membantu manajemen logistik, dapur umum lapangan dan layanan psikososial para korban banjir dan tanah longsor di Bengkulu.

Menurutnya, kedua anggota Tagana yang dikirim itu memiliki pengalaman dalam penanganan bencana.

Mereka, lanjutnya, pernah beberapa kali diterjunkan ke lokasi bencana, seperti bencana tsunami Aceh, Sulawesi Tengah maupun tsunami Selat Sunda khususnya di Kalianda, Lampung Selatan.

“Sesuai dengan arahan Gubernur Lampung, relawan Tagana Lampung siap untuk membantu saudara kita yang mengalami bencana. Relawan ini diharapkan bisa menjaga kesehatan, dan bisa membantu para korban di sana," ujarnya pula.

Sumarju menambahkan, dua relawan Tagana ini sudah mempersiapkan fisik dan mental sehingga diharapkan bisa optimal dalam penanganan membantu korban.

“Kedua anggota Tagana Lampung itu, yakni Ari Wijaya dari Tagana Metro dan Hasran Hadi dari Tagana Lampung Selatan," ujarnya lagi.

Sumarju yang juga Panglima Tagana Provinsi Lampung itu menjelaskan, untuk sementara baru dua anggotanya yang dikirim dan apabila diperlukan berapa pun siap diterjunkan ke lokasi bencana Bengkulu tersebut.

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan bencana banjir dan longsor yang menerjang 8 kabupaten di Provinsi Bengkulu pada Sabtu 27 April 2019 mengakibatkan 29 orang meninggal dunia dan 12.000 warga harus mengungsi. Selain itu, 13 orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.