Gerilyawan "New IRA" akui bunuh wartawati Lyra McKee

id Lyra McKee,New IRA,Penembakan

Gerilyawan "New IRA" akui bunuh wartawati Lyra McKee

Anggota keluarga korban mengadakan konferensi pers setelah pengumuman keputusan apakah akan menuntut tentara yang terlibat Bloody Sunday, di Londonderry, Irlandia Utara, Kamis (14/3/2019) (ANTARA FOTO/REUTERS/Clodagh Kilcoyne/djo)

Ankara (ANTARA) - Kelompok gerilyawan New IRA telah mengaku bertanggung-jawab atas pembunuhan wartawati Lyra McKee pekan lalu di Irlandia Utara.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa pagi (23/4) kepada The Irish News, kelompok tersebut mengaku para pegiatnya membunuh wartawati yang berusia 29 tahun itu, demikian laporan media setempat.

"Dalam serangan (kami) terhadap musuh, Lyra McKee secara tragis tewas saat ia berada di samping pasukan musuh," kata pernyataan kelompok itu.

"IRA menyampaikan permohonan ma'af tulus dan sepenuh hati kepada teman, keluarga dan mitra Lyra McKee atas kematiannya," tambah pernyataan New IRA, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Lyra McKee, yang telah mengamati operasi polisi di Daerah Creggan di Kota Londonderry, tertembak pada Kamis malam (18/4).

Asisten Kepala Polisi Mark Hamilton mengatakan penembakan tersebut terjadi ketika politi sedang mencari amunisi dan senjata api setelah mendapat keterangan bahwa serangan teror direncanakan pada akhir pekan Paskah.

Ia menyebut kematian Lyra McKee "mengerikan dan tak bisa dibenarkan".

"Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di daerah permukiman di kota itu dan membuat Nona McKee terluka," kata Hamilton di dalam satu pernyataan pada Jumat (19/4).

"Personel polisi segera memberikan pertolongan pertama sebelum membawa wartawati tersebut di belakang Land Rover ke rumah sakit. Tragis, ia meninggal akibat luka-lukanya."

Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut peristiwa itu "mengejutkan dan benar-benar tak berperasaan".

"Belasungkawa paling dalam saya sampaikan buat rekan, teman dan keluarganya. Ia adalah wartawan yang meninggal saat melakukan pekerjaan dengan penuh keberanian," tulis May di Twitter.

Perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia telah menjadi salah satu masalah yang rumit dalam perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa.

Sumber: Anadolu Agency