Tripoli, Libya (ANTARA) - Dewan Presiden Libya pada Rabu (3/4) mengumumkan kesiapan militer, setelah pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar digelar di bagian barat negeri tersebut.
Di dalam satu pernyataan, Ketua Dewan Kepresidenan Fayez As-Sarraj mengatakan instruksi dikeluarkan dan pengerahan semua personel keamanan dan militer diumumkan untuk menangkal setiap serangan.
Tak ada penyelesaian militer bagi krisis tersebut, kata As-Sarraj. Ia menambahkan perang tidak membawa apa-apa bagi negara itu selain kerusakan dan gangguan terhadap rakyat.
Haftar pada Rabu dilaporkan memerintahkan pengerahan pasukannya ke beberapa bagian barat negeri itu dengan pandangan untuk "mengerahkan mereka ke kubu dan kelompok teror".
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan lokasi pasti tempat pasukan itu dilaporkan akan ditempatkan.
Tindakan itu dilakukan di tengah peningkatan spekulasi bahwa pasukan pro-Haftar berencana memasuki Ibu Kota Libya, Tripoli, tempat pemerintah persatuan Libya --yang didukung PBB-- bermarkas.
Libya telah diguncang kerusuhan sejak 2011, ketika aksi perlawanan berdarah dukungan NATO mengakibatkan tergulingnya dan terbunuhnya presiden Muammar Gaddafi setelah empat dasawarsa ia berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik di Libya telah menghasilkan dua kursi pemerintah yang bertikai: satu di Kota Al-Bayda di bagian timur negeri tersebut --yang berafiliasi kepada Haftar, dan satu lagi di Tripoli.
Sumber: Anadolu Agency
Berita Terkait
Inggris pertimbangkan kerahkan pasukannya ke Ukraina
Kamis, 27 Januari 2022 10:06 Wib
Gorbachev sebut pengerahan tentara AS di Afghanistan gagal sejak awal
Selasa, 17 Agustus 2021 18:56 Wib
China kembali luncurkan kapal perusak rudal terbaru
Senin, 31 Agustus 2020 11:22 Wib
China gelar latihan menyerang basis maritim di Laut China Selatan
Senin, 20 Juli 2020 20:59 Wib
Kapolri instruksi pengerahan personel untuk donor darah
Rabu, 8 April 2020 11:40 Wib
PM Jepang akan teruskan pengerahan pasukan ke Timur Tengah
Senin, 6 Januari 2020 18:50 Wib
Jepang kerahkan militer ke Tokyo, 23 orang tewas akibat topan
Senin, 14 Oktober 2019 6:17 Wib
Denmark dukung Inggris tentang pengerahan kelautan di Hormuz
Minggu, 28 Juli 2019 3:22 Wib