Presiden Palestina kutuk keras keputusan Trump atas Golan

id presiden palestina,Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Presiden Palestina kutuk keras keputusan Trump atas Golan

Presiden Palestina Mahmoud Abas (Aljazeera).

Jakarta (ANTARA) - Presiden Palestina menyampaikan penolakan tegas dan pengutukan kerasnya terhadap serangkaian keputusan yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump mengenai Al-Quds (Jerusalem) dan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki, yang katanya bertentangan dengan hukum dan keabsahan internasional.

Presiden Palestina kembali menegaskan kedaulatan bukan diputuskan oleh AS maupun Israel, tak peduli berapa lama pendudukan berlangsung dan masalah Palestina, Al-Quds serta tempat sucinya, dan wilayah Palestina yang diduduki adalah milik Palestina, Arab dan garis merah internasional --yang tak bisa dilangkahi.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekankan bahwa tak ada keabsahan tanpa resolusi Dewan Keamana, Sidang Majelis Umum PBB dan gagasan perdamaian Arab, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Presiden Palestina tersebut kembali menyampaikan pengutukannya atas peningkatan serangan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza, tindakan penindasan yang belum lama ini dilakukan terhadap tahanan Palestina di penjara Israel, dan berlanjutnya kebijakan Israel untuk menyerang dan melakukan agresi terhadap tempat suci serta wilayah Palestina yang diduduki.

Abbas menegaskan rakyat Palestina akan tetap teguh dan terus melakukan pertahanan nasionalnya serta tempat suci dalam menghadapi rencana terbesar yang ditujukan kepada Palestina dan persatuan serta kedaulatan semua negara Arab di wilayah mereka.

Presiden Abbas siap menyampaikan pidato dalam Pertemuan Puncak Arab di Tunisia pada akhir Maret. Presiden Palestina tersebut menegaskan reaksi Arab akan tetap sama, "Takkan ada kompromi mengenai Al-Quds atau tanah lain Arab dan kebijakan pemerintah AS hanya akan meningkatkan ketegangan serta ketidak-stabilan dan takkan mewujudkan perdamaian serta keamanan buat siapa pun."

Sumber: WAFA
.