Jokowi: Topang Bandara Internasional, Kereta Api Bandara Wajib Tersedia

id kereta api bandara,raden inten II,bandara internasional,presiden joko widodo

Jokowi: Topang Bandara Internasional, Kereta Api Bandara Wajib Tersedia

Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo ketika tiba di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Natar, Lampung Selatan. Presiden berada di Lampung untuk meresmikan jalan tol terpanjang di Indonesia itu, Jumat (8/3). (Foto : Antaralampung.com/Emir FS)

Untuk mewujudkan kereta api bandara harus ada dukungan semua pihak, khususnya masyarakat yang tinggal di pinggiran rel, kata Jokowi
Bandarlampung (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan, pembangunan kereta api bandara harus bisa direalisasikan, karena untuk membantu transportasi masyarakat yang ingin ke bandar udara (bandara).

"Bandara ini (Raden Inten II, red) sudah internasional. Saya ingin ada kereta bandara untuk menopang arus penumpang yang ingin berpergian, baik dalam negeri maupun luar negeri," kata Presiden saat meresmikan Jalan Tol Trans Sumatera dan Bandara raden Inten II di Lampung, Jumat.

Menurut Jokowi, dengan diresmikan Bandara Raden Inten II Lampung Selatan menjadi bandara internasional, tentu harus didukung oleh transportasi lainnya khususnya kereta api bandara.

Kehadiran kereta api bandara ini akan mempermudah bagi para penumpang yang ingin bepegian ke bandara.

"Untuk mewujudkan kereta api bandara harus ada dukungan semua pihak, khususnya masyarakat yang tinggal di pinggiran rel," kata Jokowi yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Kepala Negara menjelaskan, untuk mewujudkan kereta api bandara membutuhkan lahan yang luas, seperti pembangunan stasiun, jalur, jembatan penghubung dan lainnya.

Karena membutuhkan lahan yang luas, Kementrian Perhubungan, khususnya Ditjen Perkeretaapian harus dapat menertibkan bangunan yang berada di sekitar jalur rel, terutama di kanan dan kiri rel kereta api.

Mengingat hampir 80 persen lahan di kanan dan kiri jalur rel kereta dikuasai oleh masyarakat. Melihat kondisi seperti ini menjadi pekerjaan bagi Kementrian Perhubungan, khususya Ditjen Perkeretaapian dan PT Kereta Api Indonesia untuk dapat melakukaan sosialisasi kepada masyarakat.

"Jadi secepatnya harus ada gerakan sosialisasi, agar bisa segera terbangun kereta api bandara," kata Presiden.