Prestasi Timnas U-22 Sejukkan Suasana Politik Nasional

id Timnas u-22 juara, piala AFF 2019, Kemenpora, Gatot dewa Broto

Prestasi Timnas U-22 Sejukkan Suasana Politik Nasional

Pemain Timnas U-22 Bagas Adi Nugroho (tengah) mengangkat Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Indonesia menjadi juara setelah mengalahkan Thailand di babak final dengan skor 2-1. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/hp.)

Prestasi Timnas U-22 menjadi bukti bahwa olahraga dapat menyatukan bangsa sebagaimana ketika Asian Games 2018
Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengapresiasi capaian tim sepak bola nasional U-22 sebagai juara Piala AFF 2019 karena dapat meredakan suasana politik nasional pada masa kampanye pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada April 2019. 

"Prestasi Timnas U-22 menjadi bukti bahwa olahraga dapat menyatukan bangsa sebagaimana ketika Asian Games 2018. 

Hasil juara yang diraih tim sepak bola Indonesia mampu mengurangi kegaduhan politik nasional," ujar  Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Selasa malam. 

Gatot mengatakan gelar juara Piala AFF U-22 yang diraih tim sepak bola nasional Indonesia merupakan buah dari "tangan dingin" pelatih IndrInda Sjafri. 

"Meskipun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih dilanda keprihatinan atas kasus pengaturan skor, pelatih Indra Sjafri mampu membimbing para pemain Timnas U-22 agar tidak terpengaruh dengan kondisi di Tanah Air," kata Gatot. 

Kemenpora, lanjut Gatot, memuji langkah Indra Sjafri yang mampu menjaga pikiran dan mental para pemain agar tetap fokus pada permainan dan laga yang sedang diikuti di Kamboja. 

Gatot, yang mengaku selalu berkomunikasi dengan Indra Sjafri, menyatakan pelatih berdarah Minang itu memberikan jaminan para pemain Timnas U-22 tidak berpikir macam-macam selain pertandingan Piala AFF 2019. 

"Kami berharap para pemain tim sepak bola, baik tim U-16, tim U-19, ataupun tim U-22 agar terus berprestasi hingga mereka menjadi para pemain senior atau elit. 

Prestasi para pemain senior seringkali antiklimaks setelah lepas dari tim-tim usia di bawahnya. Kondisi itu harus menjadi kajian oleh PSSI," katanya. 

Gatot mengatakan para pemain dalam tim-tim U-16, U-19, U-22 masih menampilkan permainan terbaik mereka karena belum banyak menghadapi godaan dibanding para pemain senior. 

"Mereka masih atlet-atlet yang punya idealisme," katanya.