Jenderal (Purn) Ryamizard : TNI harus kembali kepada jati dirinya

id TNI, Menhan,Jati Diri TNI

Jenderal (Purn) Ryamizard : TNI harus kembali kepada jati dirinya

Prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan defile saat gladi bersih HUT ke-72 TNI, di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Bandarlampung (ANTARA) - Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengingatkan agar TNI harus kembali ke jati dirinya sebagai tentara rakyat yang berjuang untuk kepentingan rakyat.
        
"Ya kembali kepada jadi diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Itu semua pembicara arahnya ke situ," kata Ryamizard usai acara Simposium bertema "Kembali ke Jati Diri TNI", di Kantor Kemhan, Jakarta, kemarin.
        
Ia berharap purnawirawan hingga senior TNI ikut memberikan arahan agar jati diri prajurit TNI semakin kuat.
        
"Tidak ada penyimpangan, cuma dimantapkan kembali. Kita beruntung mendapatkan pencerahan dari yang mendirikan negara ini, yang mendirikan TNI itu beliau-beliau itu sudah sepuh, sudah ada yang 91 tahun, 92 tahun jadi luar biasa. Ikut berjuang ikut mendirikan negara ini," kata Ryamizard.
        
Sejumlah purnawirawan TNI yang memberikan pengarahan dalam simposium itu, antara lain, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Widjoyo Soejono, Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryoprojo, Letjen TNI (Purn) Toni Hartono dan Ketum DPP LVRI Letjen TNI (Purn) Rais Abin.
        
"Mereka adalah tentara pejuang, tentara rakyat, nasional, tentara profesional," jelas Ryamizard.
         
Acara itu juga dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, beberapa Perwaklian Pati TNI dan para pejabat dilingkungan Kemhan.    
  
Hadir juga dalam Simposium ini Ketua Umum Pepabri Jenderal  (Purn) Agum Gumelar, Ketua Umum PPAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, Ketua Umum PPAL Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi dan Ketua Umum PPAU Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangannya terkait tema simposium.
        
Kepala Pusat Komunikasi dan Publik Kemhan, Brigjen TNI Totok Sugiharto dalam siaran persnya, mengatakan, sejarah terbentuknya TNI sangat berbeda dengan sejarah tentara di negara-negara lain, karena TNI lahir bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
        
Sehingga dari awal berdirinya TNI sudah jelas bahwa TNI adalah bagian integral dari rakyat dan kekuatan TNI adalah seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat apapun latar belakangnya.
        
Menyikapi kondisi saat ini baik di internal maupun eksternal TNI yang mengalami berbagai dinamika permasalahan, maka berbagai pernyataan dari pendiri dan pandangan dari para Sesepuh TNI terkait dengan konsep "Kembali Ke Jati Diri TNI" diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran kritis kepada generasi penerus TNI untuk direnungkan dan dikaji secara holistik dan kompehensif.
        
"Hal ini agar TNI tetap menjadi alat negara yang memegang teguh jati dirinya dan memiliki tugas pokok sebagai penjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia," tutur Totok.