Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Bank Indonesia menyebutkan nilai tukar rupiah yang melemah ke kisaran Rp14.126 per dolar AS pada Jumat siang, lebih karena koreksi teknikal di pasar keuangan, bukan semata-mata karena pengumuman defisit neraca perdagangan Januari 2019.
"Pelemahan rupiah lebih disebabkan 'short covering' perbankan di tengah melemahnya seluruh mata uang regional hari ini," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
"Short Covering" merupakan aktivitas pelaku pasar dengan membeli kembali aset di pasar dengan tujuan untuk melindungi atau meminimalkan potensi kerugian atas penjualan yang dilakukan sebelumnya karena pergerakkan harga.
Hingga Jumat siang pukul 14.00 WIB, rupiah diperdagangkan di Rp14.126 per dolar AS di pasar spot, atau melemah 30 poin dari pembukaan di Rp14.096 per dolar AS.
Nanang menyebutkan tren depresiasi tidak hanya melanda rupiah, namun juga negara-negara lain di kawasan.
Sementara, terkait sentimen domestik akibat defisit neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2018 yang menembus 1,16 miliar dolar AS, Nanang menganggap hal tersebut bukan menjadi sentimen yang memperlemah rupiah.
Pasalnya, defisit neraca perdagangan yang mencerminkan masih lesunya eskpor itu sudah diperkirakan pelaku pasar, meskipun besaran defist yang timbul lebih besar daripada ekspetasi pasar.
"Bukan disebabkan defisit perdagangan 1,16 miliar dolar AS, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang 917 juta dolar AS," ujar Nanang.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, mengumumkan kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2019 sebesar 13,87 miliar dolar AS atau turun 4,7 persen secara tahunan. Sementara impor sebesar 15,03 miliar dolar AS atau turun 1,83 persen secara tahunan. Maka itu neraca perdagangan defisit 1,16 miliar dolar AS.
Pasar saham juga merespon negatif pengumuman defisit neraca perdagangan itu. IHSG yang pada pagi dibuka menguat 5,8 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.425,81, langsung melemah 29,82 poin (0,46 persen) ke posisi 6.390,2, beberapa saat setelah pengumuman defisit neraca perdagangan.
"Defisit neraca perdagangan lebih tinggi dari konsensus analis," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji.
Berita Terkait
Rupiah melemah jadi Rp15.521 per dolar AS
Jumat, 1 Desember 2023 11:05 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.610 per dolar AS
Kamis, 23 November 2023 9:30 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.695 per dolar AS
Jumat, 10 November 2023 9:34 Wib
Rupiah melemah Rp15.573 per dolar AS
Selasa, 7 November 2023 9:13 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.798 per dolar AS
Kamis, 19 Oktober 2023 9:46 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.727 per dolar AS
Rabu, 18 Oktober 2023 9:49 Wib
Rupiah berpeluang melemah akibat perang Israel -Hamas
Selasa, 17 Oktober 2023 9:45 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.645 per dolar AS
Senin, 9 Oktober 2023 9:42 Wib