Fenomena Alam Tiga Purnama Awal 2019

id Purnama Perige,Fenomena Supermoon,Supermoon

Fenomena Alam Tiga Purnama Awal 2019

Pada tiga bulan awal tahun 2019, peristiwa purnamanya akan bertepatan dengan bulan berada pada posisi terdekat dari Bumi, sehingga dikenal sebagai purnama perige atau purnama super (supermoon). (FOTO: ANTARA Lampung/Ist-BMKG)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Bulan purnama adalah peristiwa ketika matahari, bumi, dan bulan dalam posisi hampir segaris lurus, dan bulan akan tampak bulat utuh saat diamati dari bumi.

Pada tiga bulan awal tahun 2019, peristiwa purnamanya akan bertepatan dengan bulan berada pada posisi terdekat dari Bumi, sehingga dikenal sebagai purnama perige atau purnama super (supermoon).

Pada bulan Januari 2019, purnamanya terjadi pada 21 Januari 2019 pukul 12.16 WIB. Tepat 12 jam 43 menit sesudah puncak purnama tersebut, atau pada 22 Januari 2019 pukul 02.59 WIB, bulan akan berada pada jarak 357.342 km dari bumi.

Selain itu, pada purnama tersebut, terjadi peristiwa gerhana bulan yang sayangnya tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia. Gerhana ini hanya dapat diamati oleh pengamat di wilayah Eropa, Afrika, Amerika, dan sebagian kecil Asia bagian timur laut.

Karena itu, gerhana bulan pada 21 Januari itu dapat disebut sebagai gerhana bulan perige yang dikenal juga sebagai gerhana super atau super blood moon, mengingat saat puncak gerhana warna bulan menjadi kemerahan.

Sebulan berikutnya, yaitu pada 19 Februari 2019 pukul 22.53 WIB, bulan akan kembali dalam fase purnama. Tepat 6 jam 51 menit sebelumnya, atau pada 19 Februari 2019 pukul 16.02 WIB, bulan berada pada jarak 356.761 km dari bumi. Ini adalah posisi terdekat satelit alami bumi tersebut sepanjang tahun 2019.

Jika cuaca cerah, objek langit ini sangat baik untuk diamati detail permukaannya, mengingat saat tersebut akan lebih jelas teramati jika dibandingkan dengan saat bulan dalam posisi terjauh dari bumi (bulan di apoge) yang akan terjadi pada 14 September nanti.

Sementara itu puncak purnama terjadi pada 21 Maret 2019 pukul 08.42 WIB, dan sesudah satu hari 5 jam 55 menit dari saat Bulan di 359.377 km dari bumi. Mengingat pada 21 Maret 2019 ini, tepatnya pukul 04.59 WIB, posisi matahari berada di equinox, purnama ini dapat disebut juga sebagai purnama equinox.

Saat purnama perige terjadi, ukuran bulan menjadi lebih besar 7 persen dari saat purnama biasa. Demikian juga kecerlangannya akan lebih cerlang (cahaya terang) 15 persen dibandingkan saat purnama biasa.

Efek purnama perige yang paling jelas terlihat adalah pada pasang surut air laut yang secara umum akan lebih besar daripada biasanya. Namun demikian hal ini bergantung juga pada kondisi topografi pantai tersebut.