Bandarlampung (Antaranews Lampung ) - Massa tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, berakhir Sabtu tanggal 5 Januari 2019 ini, setelah diperpanjang sepekan sejak tanggal 30 Desember 2018 lalu.
Selama masa itu, bahkan sepekan sebelumnya sejak kejadian tsunam Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018 malam hari, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir yang semua bertujuan ingin turut meringankan beban para korban baik dari sisi psikologi maupun pemenuhan sandang, pangan dan papan.
Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam BUMN pun turut membantu. Tercatat hingga Jumat tanggal 4 Januari sebanyak 40 perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) tersebut telah menyalurkan bantuan logistik kepada korban terdampak bencana tsunami Selat Sunda di perairan pesisir Pantai Selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mencapai Rp1,9 miliar.
Koordinator Posko BUMN Peduli Bencana Tsunami Selat Sunda di Wilayah Lampung, Daniel menyebutkan sebanyak 40 BUMN yang peduli terhadap korban bencana tsunami Selat Sunda itu, di antaranya Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA, PTPN 7,Pertamina, dan lainnya.
Sejauh ini, lanjut Daniel, BUMN telah menyalurkan bantuan-bantuan tersebut tepat kepada sasaran sesuai data yang telah dikumpulkan oleh tim di sini.
Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara diwakili Biro Lampung didampingi koordinator Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wilayah setempat PTPN7 pun mengunjungi lokasi terdampak tsunami Selat Sunda di perairan Pantai Pesisir, Kabupaten Lampung Selatan untuk memberikan bantuan kepada korban.
Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Kepala Biro (Kabiro) Antara Lampung, Hisar Sitanggang dan koordinator BUMN Daniel kepada perwakilan warga di pengungsian Desa Way Muli Timur, Lampung Selatan, Jumat (4.1).
Ketika menyerahkan kepada perwakilan penerima, Hisar mengatakan, bantuan ini merupakan sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan satu-satunya kantor berita milik negara itu, kepada para korban bencana tsunami.
Samaun, wakil dari warga terdampak tsunami yang menerima bantuan tersebut mengucapkan terima kasih kepada BUMN khususnya untuk LKBN ANTARA yang telah peduli dengan warga korban tsunami khususnya di Desa Way Muli Timur.
Ia mengatakan, bukan hanya berupa tabung perdana Bright Gas yang disalurkan, Pertamina juga menjamin "refill" isi tabung di beberapa posko dapur umum.
Ia menambahkan, sejak terjadinya tsunami yang lalu hingga 29 Desember 2018, Pertamina total telah menyalurkan 34 tabung Bright Gas 12 kg dan 30 tabung kemasan 5,5 kg serta 560 tabung elpiji 3 kg untuk operasi pasar dan suplai pangkalan.
Rifky mengharapkan, melalui dukungan distribusi elpiji ini, para pengungsi tetap dapat menikmati masakan dari dapur umum yang bahan makanannya dimasak menggunakan si tabung berwarna pink tersebut.
Selain itu, Pertamina Marketing Operation Region II Sumatera Bagian Selatan (MOR II Sumbagsel), melalui program Pertamina Peduli, juga memberikan bantuan perbaikan lima rumah warga yang terkena dampak tsunami.
General Manager MOR II Sumbagsel, Primarini, menjelaskan, lokasi rumah tersebut berada tepat di ring 1 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Panjang, Bandarlampung.
Ia saat bertatap muka dengan pemilik rumah yang rusak akibat tsunami itu menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang terjadi sehingga mengakibatkan rumah dan jembatan penghubung rusak.
Sumiati sebagai perwakilan warga yang mendapatkan bantuan perbaikan rumah menyampaikan terima kasihnya atas kepedulian Pertamina terhadap musibah yang menimpa rumah mereka.
"Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada Pertamina, rumah kami sekarang bisa dibangun lagi," kata dia.