Gubernur: pertumbuhan ekonomi Lampung 5,7 persen

id pertumbuhan ekonomi lampung, gubernur lampung, presiden jokowi

Gubernur: pertumbuhan ekonomi Lampung 5,7 persen

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), di Jakarta, Selasa, (27/11/2018) (Foto : Humas Pemprov Lampung)

Kita mematok pertumbuhan ekonomi 5,4 hingga 5,7 persen, kata Ridho
Bandarlampung (Antaranews Lampung ) -Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2019 ditargetkan 5,4 hingga 5,7 persen.

 "Kita mematok pertumbuhan ekonomi 5,4 hingga 5,7 persen. Dari paparan makro ekonomi nasional yang disampaikan Presiden, kita optimistis mampu menaikkan pertumbuhan itu," kata Ridho Ficardo usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), di Jakarta, Selasa.
       
Ia mengatakan optimistis menghadapi 2019. Paparan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kegiatan itu dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lampung 2019. 

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi dan DPRD Provinsi Lampung menyepakati Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2019 senilai Rp7,7 triliun. 
       
Kesepakatan itu  merujuk pada asumsi dasar ekonomi makro Provinsi Lampung. Pertumbuhan ekonomi yang semula diproyeksi 5,4-5,6 persen naik menjadi 5,4-5,7 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) dari 105 yang diperkirakan naik menjadi 107. 
 
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi memuji otoritas moneter yang berhasil menjaga stabilitas rupiah. Presiden juga mengapresiasi jajaran BI, karena ditengah gejolak global, BI terus membela kurs rupiah. 
       
"Kita sangat sadar betapa beratnya pertempuran ini,” katanya.

Presiden menyampaikan BI terus mengintervensi pasar dengan menaikkan bunga guna menstabilkan rupiah terhadap dolar AS. 
       
"Sekarang terbukti, rupiah menguat signifikan. Sekarang kembali ke kisaran Rp14.500 per dolar AS,” jelasnya.

Jokowi menilai baik langkah BI yang pada 15 November 2018 menaikkan bunga acuan. 
         
Menurut Presiden langkah BI sangat berani. Gubernur BI kembali menunjukkan keberaniannya memberikan kejutan pasar dengan naikkan bunga rupiah 0,25 persen menjadi 6 persen.

Ia menerangkan persepsi BI disambut pasar positif ini menunjukkan ketegasan dan determinasi untuk membentengi rupiah. 
       
"Saya lihat pasar kaget, dan ini disambut positif pasar. Dan hal ini menunjukkan bahwa taring BI keluar," ujar Presiden.

Di sisi lain, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan ketidakpastian ekonomi global bersumber dari ketegangan perang dagang antara AS dan China. Kemudian, dan risiko geopolitik menjadi salah satu alasan penguatan dolar AS. 

Kenaikan bunga Bank Sentral AS pun menjadi salah satu faktor yang membuat dolar AS mampu menaklukkan sejumlah mata uang tak terkecuali nilai tukar rupiah. 
       
"Meski demikian, di tengah ketidakpastian tersebut perekonomian Indonesia masih cukup mampu menjaga stabilitas dan memanfaatkan momentum pertumbuhan," jelas Perry.