Zverev taklukkan Djokovic untuk menjuarai ATP Finals

id petenis jerman zverev,juara atp finals,kalahkan djokovic

Zverev taklukkan Djokovic untuk menjuarai ATP Finals

Petenis Jerman Alexander Zverev mengangkat trofi ATP Finals setelah memastikan diri menjadi juara dengan mengalahkan Novak Djokovic pada Minggu (19/11/2018). (twitter.com/ATPWorldTour)

Jakarta (Antaranews Lampung) - Baru 24 jam setelah dicemooh karena menaklukkan salah satu petenis terbaik, Alexander Zverev kembali mengalahkan salah satu petenis papan atas ketika ia mengejutkan Novak Djokovic untuk memenangi gelar ATP Finals pada Senin dini hari WIB.

Seperti dilansir laman resmi ATP, Zverev, yang disebut-sebut akan memimpin olahraga ini menuju era emas yang baru saat trio Roger Federer, Djokovic, dan Rafael Nadal gantung raket, mengambil keuntungan penuh dari permainan tidak maksimal sang petenis Serbia untuk meraih kemenangan 6-4, 6-3.

Zverev yang lahir di Hamburg mendapat cemooh dan cacian pada Sabtu oleh para penonton yang menggemari Federer karena ia menaklukkan sang juara enam kali itu setelah tiebreak set kedua yang kontroversial.

Bagaimanapun, saat melawan petenis peringkat dua dunia Djokovic, 18.000 penggemar di 02 Arena menyuarakan dukungan mereka ketika ia menampilkan level permainan tenis yang tidak dapat ditandingi lawannya.

Ia melepaskan 20 pukulan winner berbanding tujuh pukulan winner yang dilepaskan Djokovic -- yang terakhir adalah pukulan backhand untuk mengakhiri duel selama satu jam 19 menit itu.

Terkait menjadi juara termuda ATP Finals sejak Djokovic, juga pada usia 21 tahun, pada 2008, Zverev memberikan pesan yang jelas bahwa ia siap menghabiskan banyak waktu di tenis papan atas dan mulai mengakumulasi hadiah-hadiah terbesar di olahraga ini.

Djokovic, yang penampilan penuh kesalahannya merupakan suatu kejutan setelah pekan yang dominan di London tenggara, di mana ia juga menang mudah di putaran round-robin atas Zverev, dengan sportif berjalan mengitari net untuk memberi selamat kepada sang pemenang -- saat sang petenis Jerman masih terbaring di lantai karena tidak percaya dengan kemenangannya.