Dubes Korea apresiasi gubernur Lampung atas proyek PLTA

id dubes korea, gubernur lampung, m ridho ficardo

Dubes Korea apresiasi gubernur Lampung atas proyek PLTA

Duta Besar Republik di Indonesia Korea Kim Chang Beom mengapresiasi Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo dan CEO Korea Midland Power (Komipo) Park Hyung-koo atas selesainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Semangka, Tanggamus. (Foto: HO/ist)

Saya bangga pada Gubernur Lampung dan dan CEO Komipo yang mengembangkan industri tenaga listrik di Indonesia dan memimpin kerja sama tenaga kerja yang sangat baik antara Indonesia dan Republik Korea, ujar Kim
Bandarlampung, 16/11 (Antara) - Duta Besar Republik di Indonesia Korea Kim Chang Beom mengapresiasi Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo dan CEO Korea Midland Power (Komipo) Park Hyung-koo atas selesainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Semangka, Tanggamus.

"Saya bangga pada Gubernur Lampung dan dan CEO Komipo yang mengembangkan industri tenaga listrik di Indonesia dan memimpin kerja sama tenaga kerja yang sangat baik antara Indonesia dan Republik Korea," ujar Kim Chang Beom pada resepsi Peresmian PLTA Way Semangka, Tanggamus, Lampung, dalam keterangan tertulis, yang diterima, di Bandarlampung, Sabtu.

Kim Chang Beong dalam resepsi peresmian PLTA Way Semangka, di Jakarta, Jumat (16/11) mengatakan PLTA itu memiliki daya 2x28 megawatt di kawasan hutan lindung Register 39 Kota Agung. Tepatnya di utara Blok 10 Dusun Kali Kumbang, Pekon Sidomulyo, Kecamatan Semangka, Tanggamus.

Proyek ini dibangun dan dikembangkan sejak 2011 oleh PT Tanggamus Electric Power (TEP), perusahaan yang dibentuk bersama oleh Midland Power Co Ltd (Komipo), Posco E&C Co Ltd, Kexim investment, PT BS Energi, dan PT Nusantara Hydro Alam. 

Proyek tersebut memiliki masa kompensasi sekitar 30 tahun dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik Sumatera.

Listrik disalurkan ke sistem Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kilo Volt (kV) sepanjang 33,4 kilometer dari pembangkit ke Gardu Induk (GI) 150 kV Kota Agung yang akan dibangun PLN. Selain dari ekuitas PT TEP, pendanaan melalui pinjaman dari institusi keuangan yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan Korea Eximbank.

Secara keekonomian, PLTA Semangka layak dibangun. Jika dibandingkan dengan biaya sewa PLTD, proyek ini menghemat subsidi Rp186 miliar per tahun atau Rp5,6 triliun selama 30 tahun.

Menurut Kim Chang Beom, PLTA tersebut merupakan satu-satunya proyek yang direalisasikan menjadi bisnis sebenarnya.

PLTA itu merupakan satu dari 16 Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pemerintah Republik Korea dan Indonesia pada 2011 di Bali

 Gubernur Ridho Ficardo berharap dengan pembangunan PLTA tersebut dapat memberikan tambahan pasokan daya listrik yang cukup.

"Saya berharap dengan selesainya konstruksi pembangunan dan dimulainya pengoperasian PLTA tersebut, dapat menambah pasokan daya yang dibutuhkan baik untuk rumah tangga, komersial, maupun kegiatan industri. Hal ini dapat mendukung rencana Provinsi Lampung untuk pengembangan Kawasan Industri Maritim di Provinsi Lampung," ujar Ridho.

Gubernur Ridho juga berharap agar PLTA Way Semangka dapat dikembangkan lagi, sehingga akan dapat memberikan pasokan daya listrik yang lebih.

"Kalau PLTA ini tidak dikembangkan, jangankan pasokan daya listrik untuk Sumatera, untuk Kabupaten Tanggamus pun tidak akan cukup," ujarnya.