Lampung beri gelar adat kepada warga asal Bali, Batak, Jawa dan lainnya

id Lampung Timur, Festival,Festival Budaya Muwaghei

Lampung  beri gelar adat kepada warga asal Bali, Batak, Jawa dan lainnya

Festival Budaya Muwaghei 2018 (Muklasin/Antaranews Lampung)

Lampung Timur (Antaranews Lampung) - Warga dari berbagai daerah yang tinggal di Kabupaten Lampung Timur mendapatkan gelar adat yang diberikan oleh masyarakat asli Lampung setempat.

Pemberian gelar adat kepada warga asal Jawa, Bali, Bugis, Batak, Banten, Sunda dan Palembang itu berlangsung pada Festival Budaya Muwaghei yang digelar Pemerintah Kabupaten Lampung Timur di halaman depan kantor pemkab setempat, di Sukadana, Sabtu.

Masyarakat adat asal Jawa diberi Gelar Raden Puja Kesuma, warga dari Bali diberi gelar Raden Putra Dewata Agung, warga Bugis diberi gelar Raden Putra Daeng.

Kemudian, warga Batak diberi gelar Raden Putra Sorimangaraja atau Sri Maharaja, warga Banten diberi gelar Raden Tatar Pasundan, Sunda diberi gelar Raden Tatar Pajajaran, Padang diberi gelar Raden Putra Pagaruyung, dan masyarakat adat dari Palembang diberi gelar Raden Putra Sriwijaya.

Gelar kehormatan juga diberikan kepada jajaran Forkopimda Lampung Timur, Kepala Kejaksaan Negeri Sukadana A Syahrir Harahap diberi gelar Raden Bijaksana, Ketua Pengadilan Negeri Lampung Timur Agam Syarif Burhanudin diberi gelar Raden Keadilan
    
Lalu, Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantoro diberi gelar Raden Kesatuan Bangsa, dan Dandim 0411/Lampung Tengah Letkol CZI Burhanudin diberi gelar Raden Pager Alam.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim yang bergelar Ratu Pemangku Bumi Tuah Bupadan menyatakan gelar Festival Budaya Muwaghei merupakan wujud tekad pemerintah daerah setempat untuk melestarikan adat dan budaya yang ada di Lampung Timur.

"Pemerintah Kabupaten Lampung Timur di bawah kepemimpinan saya dan pak Zaiful berkomitmen tinggi melestarikan adat dan budaya yang ada di Lampung Timur," kata Chusnunia Chalim.

Chusnunia mengatakan digelar Festival Budaya Muwaghei juga sebagai perayaan dan ungkapan syukur atas adanya beragam potensi yang hidup di Lampung Timur.

Chusnunia mengungkapkan di daerah ini tinggal warga asli Lampung dan warga pendatang beragam suku. Warga asli dan pendatang hidup rukun, hidup berdampingan dan  terjadi akulturasi budaya.

Menurutnya, hal itu karena  keluarga asli Lampung menerima kehadiran keluarga pendatang dengan tangan dan hati terbuka, sehingga selaturahmi yang baik itu wajib disyukuri bersama.

Sehubungan itu pula, Chusnunia meminta warga pendatang membalasnya dengan berterima kasih, menghormati, mau tahu, mau mempelajari adat dan budaya masyarakat asli.

Warga pendatang juga diharapkan menjadi warga Lampung Timur yang seutuhnya.

"Yang pendatang harus berterima kasih, dengan mau mengerti, mau mengetahui adat dan budaya warga asli, sehingga masyarakat bisa menyatu," ujarnya pula.

Hadir pada acara itu, Wakil Bupati Zaiful.Bokhari yang bergelar Rajo Penata Bumi Tuah Bupadan, dan Sekda Lampung Timur Syahrudin Putera yang bergelar Raden Pengatur Daerah.

Sejumlah tokoh adat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi wartawan, organisasi kepemudaan, ormas, organisasi keagamaan, MUI, organisasi mahasiswa seperti HMI turut diundang pada Festival Budaya Muwaghei ini, dan mengenakan pakaian adat Lampung.