KAI TARGETKAN ANGKUT BATUBARA 45 JUTA TON PADA 2023

id babaranjang, kereta babaranjang, kereta batubara, angkut batubara

KAI TARGETKAN ANGKUT BATUBARA 45 JUTA TON PADA 2023

KA Babaranjang melintasi kawasan Kedaton menuju Tarahan Bandarlampung. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Untuk menuju angkutan 45 juta ton di tahun 2023, PT. KAI bersama dengan Kementerian Perhubungan selain menyiapkan prasarana berupa penambahan jalur ganda, pemerintah juga akan melakukan pekerjaan jalur baru berupa shortcut dari stasiun Tegineneng ke
Bandarlampung,  (AntaraNews.Lampung) – PT KAI Divisi Regional (Divre) IV Tanjungkarang menargetkan angkutan batubara  pada tahun 2023 mencapai 45 juta ton.

“Dengan target yang dilakukan, berarti dapat mengurangi beban angkutan di jalan raya. Dan kualitas jalan dapat kembali baik dan lebih bagus,” kata Kepala Divre IV KAI Tanjungkarang Suryawan Putra Hia, di Bandarlampung, Kamis.

Menurutnya, tahun 2018 ini angkutan batubara yang diangkut dengan moda transportasi kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan sebanyak 19,4 juta ton dengan maksimal gerbong yang dibawa kereta yakni 60 gerbong setara dengan 300 truk dalam satu kali perjalanan.

“Kereta Api Babaranjang dalam satu kali angkut (batu bara) bisa menggantikan 300 truk, artinya kalau kereta api itu tidak ada maka jalan raya akan dipenuhi oleh 300 truk dalam sekali perjalanan yang kalau kita bariskan bisa sepanjang kurang lebih 2 km,” katanya.

Setiap hari kereta api yang melintas di wilayah Divre IV sebanyak 40 kali perjalanan dari Tanjungenim-Tarahan pp, tentunya jika diangkut menggunakan truk, akan sangat mengganggu pengguna transportasi selain akan merusak struktur jalan raya.

Suryawan menjelaskan,Divre IV Tanjungkarang menargetkan akan menambah kapasitas angkut setiap tahunnya. pada tahun 2019 sebanyak 20,3 juta ton, tahun 2020 sebanyak 25 juta ton, dan tahun 2023 ada target sebanyak 45 juta ton yang setara dengan 600 truk.

“Untuk menuju angkutan 45 juta ton di tahun 2023, PT. KAI bersama dengan Kementerian Perhubungan selain menyiapkan prasarana berupa penambahan jalur ganda, pemerintah juga akan melakukan pekerjaan jalur baru berupa shortcut dari stasiun Tegineneng ke Tarahan,” ungkapnya.

Dengan adanya shortcut ini maka perjalanan Kereta Api Babaranjang tidak lagi melalui tengah kota, sehingga bisa menghindari dampak sosial kepada masyarakat pengguna transportasi darat lain berupa kemacetan di perlintasan sebidang.

Selama ini, pengguna angkutan jalan raya selalu merasa terganggu bila angkuta  Kereta Api Babaranjang melintas di perlintasan sebidang karena lamanya waktu tunggu yang durasinya bisa mencapai 15 menit.

“Kalau ada perlintasan, nunggunya itu bisa sampai merokok, sampai rokoknya habis. Tapi memang sesuai UU, perlintasan sebidang itu enggak boleh ada,” kata suryawan.*