Yogyakarta (Antaranews Lampung) - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyarankan agar evaluasi harga premium perlu mempertimbangkan tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis tersebut yang saat ini mengalami tren penurunan.
"Saat ini orang secara alamiah sebetulnya konsumen telah beralih ke pertalite. (Konsumen) premium tinggal 10-20 persen saja," kata Faisal Basri di University Club, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.
Mempertimbangkan tren penurunan konsumsi tersebut, menurut Faisal, seharusnya pemerintah tidak perlu ragu untuk melakukan evaluasi dengan menyesuaikan harga BBM jenis premium seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.
"Karena pada dasarnya masyarakat tidak perduli mau harga minyak dunia naik atau tidak yang penting dia beli dengan harga segitu, tidak ada keinginan menghemat. Kita lihat di SPBU-SPBU di Jakarta kita lihat orang lebih banyak beli pertamax," kata mantan anggota Satgas Pemberantasan Mafia Migas ini.
Berita Terkait
Polisi akan tertibkan penjual BBM subsidi eceran di Bengkulu
Jumat, 19 April 2024 16:05 Wib
Pertamina Patra Niaga Sumbagsel tetap siaga hingga pasca arus balik Lebaran
Rabu, 17 April 2024 15:53 Wib
Pertamina Sumbagsel pastikan distribusi BBM lancar saat arus balik Lebaran
Sabtu, 13 April 2024 22:42 Wib
Konsumsi BBM tumbuh 7 persen pada arus mudik 2024 di Sumbagsel
Kamis, 11 April 2024 13:41 Wib
Pertamina pastikan penyaluran BBM di Lampung Utara terkendali
Sabtu, 6 April 2024 15:25 Wib
Pertamina Patra Niaga pantau distribusi energi di Lampung
Selasa, 26 Maret 2024 21:54 Wib
Mendag cek SPBU nakal di rest area ruas Tol Jakarta-Cikampek
Sabtu, 23 Maret 2024 12:01 Wib
Presiden Jokowi: Harga BBM tidak naik
Senin, 4 Maret 2024 11:57 Wib