Gubernur Lampung memaparkan "Smart City" di Singapura

id bayana,Gubernur Lampung, m. Ridho ficardo, smart city

Gubernur Lampung memaparkan "Smart City" di Singapura

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo (Foto: Antaralampung.com/HO)

Inovasi program pembangunan bisa dikatakan berhasil ketika dikaitkan dengan peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo tampil di forum internasional di Singapura untuk memaparkan program "Smart City" yang berhasil diterapkan di Provinsi Lampung.

Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung, Bayana, dalam keterangan tertulis yang diterima di Bandarlampung, Selasa (25/9), mengatakan Gubernur Ridho tampil dalam sesi Indonesia`s Star Provinces Panel bersama Gubernur Lonki Djanggola (Sulawesi Tengah), Lucas Enembe (Papua) dan Irianto Lambrie (Kalimantan Utara), di Suntec Convention & Information Centre, Singapura.

Menurut Jhosua Chambers, salah satu fasilitator acara yang juga pendiri GovInsider, sebuah lembaga pembangunan internasional, acara ini lebih tampak sebagai sebuah festival pembangunan internasional yang memadukan konsep teknologi untuk kesehateraan rakyat.

Sebab, inovasi program pembangunan bisa dikatakan berhasil ketika dikaitkan dengan peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

Gubernur Ridho sendiri dalam pemaparannya mengungkapkan sejumlah manfaat inovasi dan teknologi yang diterapkan di Lampung, dengan prioritas utama pembangunan yakni pada inovasi sektor pertanian, industri, kesehatan, pariwisata dan ketenagakerjaan.

Sejumlah hal yang diterapkan di antaranya distribusi pupuk online, peningkatan competitiveness indeks / indeks daya daing, e-budgeting dan e-planing, klaster inovasi ubikayu, link and match antara pendidikan vokasi dan industri, teknologi informasi pembangunan dan sejumlah program lain.

Acara ini menjadi perhatian dunia dan dihadiri lebih dari 800 peserta dari berbagai negara dan menjadi forum sharing praktik baik penyelenggaraan pemerintahan di beberapa negara. Beberapa panelis berasal dari Lee Kwan Yew University dan pakar teknologi internasional.