Benarkah obat pelangsing bisa sebabkan hipentensi paru?

id ilustrasi pelangsing, obat pelangsing tubu,berbagaya

Benarkah obat pelangsing bisa sebabkan hipentensi paru?

Ilustrasi (Foto: ist)

bat pelangsing mengeluarkan suatu zat yang namanya serotonin, yang menyebabkan pembuluh darah pada paru menyempit
Jakarta (Antaranews Lampung) - Obat pelangsing dinilai dapat menyebabkan hipertensi paru sehingga masyarakat dianjurkan hati-hati untuk mengonsumsinya.

"Obat pelangsing mengeluarkan suatu zat yang namanya serotonin, yang menyebabkan pembuluh darah pada paru menyempit," ujar dokter spesialis jantung dari RS Sardjito, Yogyakarta, Dr. Lucia Kris Dinarti SpPD SpJP dalam diskusi publik "Ancaman Penyakit Hipertensi Paru Bagi Perempuan dan Anak Indonesia" di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, sambung Kris, mereka yang mengonsumsi obat pelangsing kemudian mengeluhkan efek samping sesak napas--salah satu gejala hipertensi paru.

"Orang yang konsumsi obat pelangsing kemudian memiliki hipertensi paru, sesak-sesak napas. Setelah diteliti dia memiliki hipertensi paru yang dideteksi dengan rekam jantung dan ekokardiografi," kata dia.

Hipertensi paru merupakan suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri pulmonalis atau paru, membuat jantung kanan bekerja ekstra keras sehingga bisa berakibat fatal dalam waktu cepat.

Hipertensi paru sering berhubungan dengan penyakit jantung bawaan, penyakit paru lainnya seperti penyakit paru obstruktif kronis dan penyakit autoimun seperti lupus.

Data dari Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI) menunjukkan, penyakit ini sering diderita anak-anak hingga usia dewasa pertengahan dan umumnya dialami perempuan ketimbang laki-laki dengan perbandingan 9:1.

"Mengapa pada perempuan lebih banyak? Masih banyak teori apakah hormonal berperan pada hipertensi paru. Dilihat penyakit yang mendasari seperti lupus yang terjadi pada perempuan, penyakit jantung bawaan pada perempuan. Ada kecenderungan penyakit tertentu pada perempuan termasuk penyakit jantung bawaan. Jawaban belum menyakinkan karena bukti studi juga belum menyakinkan," papar Kris.