Kim inginkan pertemuan lagi dengan Trump

id Korea Utara, denuklirisasi Korea

Kim inginkan pertemuan lagi dengan Trump

Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berdiri menjelang pertemuan bilateral dalam KTT di antara kedua pemimpin di Hotel Capella di Pulau Sentosa di Singapura pada 12 June 2018. () (REUTERS/Jonathan Ernst)

Seoul (Antara/Reuters) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menginginkan pertemuan puncak kedua dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump segera untuk mempercepat pemusnahan senjata nuklir.

Tetapi tujuan kunci ialah menyatakan pengakhiran Perang Korea tahun 1950-53, kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Kamis.

Moon mengatakan dia dan Kim menghabiskan sebagian besar pertemuan puncak tiga hari mereka membahas bagaimana memecahkan kebuntuan dan memulai kembali pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington, yang berselisih pendapat seharusnya soal denuklirasi atau pengakhiran perang lebih dulu dilakukan.

Kim, yang baru-baru ini mengusulkan pertemuan puncak dengan Trump setelah pembicaraan yang tak disangka-sangka pada Juni di Singapura, mengatakan Korea Utara ingin "membongkar secara tetap" fasilitas-fasislitas peluru kendali kunci disaksikan para pakar luar negeri, dan kompleks nuklir utama Yongbyon, jika AS melakukan aksi yang sesuai.

Pernyataan bersama dari pertemuan puncak itu menetapkan komitmennya untuk "pembongkaran yang dapat dibuktikan dan tak dapat diperbaiki" program-program nuklir, pengakhiran perang itu akan menjadi langkah timbal balik pertama oleh AS, kata Moon.

"Ketua Kim menyatakan keinginannya bahwa dia ingin merampungkan denuklirisasi secepatnya dan fokus pada pengembangan ekonomi," kata Moon dalam jumpa pers di Seoul, beberapa saat setelah kembali dari pertemuan puncak dengan Kim di Pyongyang.

"Dia berharap pertemuan puncak kedua dengan Trump akan berlangsung dalam waktu dekat, agar menggerakkan proses denuklirisasi dengan cepat."
   
Moon mengatakan Kim juga terbuka pada inspeksi tempat pengujian nuklir di Punggye-ri, kota di bagian barat laut Korea Utara, yang dia katakan satu-satunya fasilitas yang ada untuk peledakan di bawah tanah milik Korea Utara.

Sementara Pyongyang telah menghentikan pengujian rudal dan nuklir tahun ini, negara itu gagal memegang janjinya mengizinkan inspeksi internasional pembongkaran fasilitas Punggye-ri pada Mei, mengundang kecaman bahwa langkah itu bisa dibalik.

Wakil-wakil Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.