PTPN VII melakukan upaya strategis perbaiki kinerja

id dirut ptpn vii, mhammad hanugroho,perbaiki kinerja

PTPN VII melakukan upaya strategis perbaiki kinerja

Dirut PTPN VII Muhamad Hanugroho (Foto: Antara Lampung/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - PTPN VII selama tahun 2018 terus melakukan upaya-upaya strategis dalam rangka memperbaiki kinerja setelah cukup lama berada pada kondisi kesehatan perusahaan yang kurang baik.

 "Pada 10 tahun terakhir, kondisi cash flow PTPN VII mengalami ketidak seimbangan cukup berat. Ini akibat jatuhnya harga komoditas agro di pasar global, cuaca buruk, dan pada saat yang sama kami baru melakukan replanting, investasi yang sangat besar," kata Dirut PTPN VII Muhamad Hanugroho, di Bandarlampung, Jumat.

Ia menyebutkan, dalam masa-masa itu, terjadi kemunduran performa manajemen yang juga berpengaruh kepada perawatan tanaman yang tidak terpupuk dan terurus, juga kerusakan pabrik karena tidak ada penggantian suku cadang.

Menurutnya, dampak dari itu semua begitu sistemik sehingga ketika harga komoditas mulai membaik, cuaca mendukung, dan tanaman baru mulai menghasilkan, pertumbuhannya tidak maksimal. Hal ini yang membuat rekoveri produk sangat lambat.

Namun demikian, lanjutnya, ada hikmah luar biasa dengan kondisi ini. Seluruh elemen melakukan introspeksi dan manajemen melakukan langkah-langkah strategis.

"Bahkan, sampai menyentuh kepada hak-hak normatif karyawan. Itu semua dalam rangka penyelamatan," ujarnya.

Dirut PTPN VII itu mengatakan beberapa langkah krusial dilakukan manajemen dalam masa sulit itu, antara lain, restrukturisasi human capital, restrukturisasi keuangan, optimalisasi aset, dan langkah-langkah short cut untuk mencari dana segar.

"Dan alhamddulillah, semua proses itu sedikit demi sedikit telah memunculkan perbaikan," jelasnya.

Ia menjelaskan, langkah strategis yang telah dilakukan manajemen sehingga grafik pertumbuhan PTPN VII mulai membaik, yakni kerja sama operasional (KSO) untuk beberapa aset yang mengalami kemunduran produksi.

"Saat ini, sebagai uji coba dan menunjukkan hasil sangat baik adalah KSO Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Unit Talopino di Kabupaten Seluma, Bengkulu," ujarnya.

KSO Talopino mendapatkan mitra dari PT Bengkulu Sawit Lestari (BSL) dengan penawaran terbuka (lelang). PTPN VII mendapat harga terbaik Rp177/kg TBS. Dengan kapasitas terpasang 30 ton/jam, saat ini PT BSL mampu memasok 500-600 ton per hari.

Menurutnya, PKS Talopino ini, PTPN VII mampu menghasilkan profit pada kisaran Rp1,5 miliar per bulan. Langkah KSO Talopino ini menjadi model kerja sama untuk aset PTPN VII yang lain.

Model KSO yang juga sedang diformulasikan adalah kebun dan pabrik teh Gunung Dempo di Pagar Alam. Dalam hal ini, PTPN VII Menggandeng PT Chakra. Saat ini sedang dalam proses perumusan model dan teknis kerja sama.