Harga telur dan daging bertahan tinggi

id Harga daging naik, harga telur di Bandarlampung naik, stok sapi di Bandarlampung

Harga telur dan daging bertahan tinggi

Harga telur di Pasar Lelang Bandarlampung masih bertahan tinggi (Antara Lampung/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (Antaranews Lampung)- Harga daging sapi dan telur di Kota Bandarlampung masih bertahan tinggi pada pekan ketiga Juli 2018, dan harganya diprediksi sulit naik lagi sehubungan pasokan banyak, sementara volume permintaan atas kebutuhan pokok itu tidak mengalami peningkatan.      
     
Beberapa pedagang telur di Pasar Lelang Bandarlampung, Rabu, menyebutkan harga telur kini berkisar Rp24.500- Rp25.500/kg, sementara harganya di pasar modern sudah mencapai Rp27.000/kg.
     
"Meski masih tinggi, harga telur di minggu ini sebenarnya sudah turun tipis," kata salah satu pedagang telur, Afuk.
     
Menurut dia, kondisi pasar yang relatif sepi, sedangkan pasokan telur meningkat, sehingga harganya sulit naik. "Apalagi sekarang awal anak-anak masuk bersekolah setelah liburan, sehingga penjualan tidak naik tinggi," katanya.
     
Sementara itu, harga daging sapi di Kota Bandarlampung kini mencapai Rp120 ribu perkilogram, meski harga sapi meningkat.  
     
"Harga eceran daging sapi berkisar Rp100.000- Rp120.000/kg atau masih sama seperti sebelumnya, meski harga sapi sudah naik," kata Andre, salah satu pedagang sapi di Pasar Lelang Bandarlampung.
     
Sekarang harga sapi berkisar Rp43.500/kg, sebelumnya Rp42.500/kg.
     
"Stok banyak, pasokan lancar dan harga daging segar masih bertahan seperti pekan lalu. Permintaan atas daging juga relatif bertahan," katanya.
     
Menurutnya, pasokan daging sapi di Kota Bandarlampung tetap lancar karena stok sapi di wilayah Provinsi Lampung cukup banyak.
     
Di Lampung terdapat 11 feedloter atau usaha penggemukan sapi dengan kapasitas kandang 117.700 ekor. Sapi impor yang digemukkan di Lampung didatangkan dari Australia melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung.
     
Provinsi Lampung bersama Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat saat ini tercatat sebagai lumbung ternak nasional.