BI: Kinerja perbankan Lampung cukup baik

id kepala bi lampung,budiharto setyawan

BI: Kinerja perbankan Lampung cukup baik

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan (FOTO: Antaralampung/ist)

Sejalan dengan transaksi elektronik, jumlah uang elektronik di wilayah Provinsi Lampung juga mengalami peningkatan sebagai bagian dari pengembangan layanan keuangan digital
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menilai, kinerja perbankan setempat menunjukkan perbaikan pada triwulan laporan yang dilihat dari pertumbuhan aset, dana pihak ketiga dan kredit bank umum serta pembiayaan bank syariah.

"Meskipun sesuai pola historisnya pertumbuhan kegiatan usaha pada awal tahun cenderung melambat," kata Kepala Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan di Bandarlampung, Senin.

Ia menyebutkan, pertumbuhan DPK bank umum tercatat sebesar 6,42 persen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,04 persen (year on year/yoy), terutama dipengaruhi perlambatan pertumbuhan tabungan dan giro.

Perlambatan tersebut, lanjutnya, tergolong normal di awal tahun, mengingat penerimaan korporasi dan terutama pemerintah masih terbatas serta siklus belanja yang sebagian masih dalam tahap persiapan khususnya belanja barang dan investasi.

"Di tengah perlambatan tersebut, indikator risiko kredit bank umum tercatat meningkat seiring naiknya rasio Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2,33 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,96 persen," jelasnya.

Berbeda dengan Bank Umum, menurutnya, kinerja bank syariah menunjukkan perbaikan yang tercermin dari sisi pertumbuhan DPKdan pembiayaan yang mencapai 6,11 persen dan 19,55 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,63 persen (yoy) dan 17,73 persen (yoy).

Namun demikian, ia menjelaskan rasio Non-Performing Financing (NPF) pada awal tahun perlu mendapat perhatian mengingat capaiannya yang cukup tinggi yakni sebesar 4,16 persen, meskipun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,19 persen dan masih terjaga di bawah ambang batas (threshold) 5 persen.

Selanjutnya di sisi sistem pembayaran, sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung di triwulan-I 2018, aliran outflow uang kartal di Provinsi Lampung tercatat mengalami perlambatan, begitu juga pada penggunaan uang elektronik untuk aktivitas pembayaran, serta transaksi nontunai RTGS.

Sementara pada sisi transaksi uang elektronik, transaksi pembayaran semakin mendominasi dengan pangsa sebesar 31,78 persen di triwulan I 2018.

"Sejalan dengan transaksi elektronik, jumlah uang elektronik di wilayah Provinsi Lampung juga mengalami peningkatan sebagai bagian dari pengembangan layanan keuangan digital," tambahnya.