Studi : Makin banyak sopir anggap tak berbahaya mengetik SMS sambil mengemudi

id mobil, mengendarai mobil sambil mengetik, bahaya menggunakan ponsel saat berkendara

Studi : Makin banyak sopir anggap tak berbahaya mengetik SMS sambil mengemudi

Ilustrasi (Antara Lampung/Hisar Sitanggang)

Los Angeles  (Antara/Xinhua-OANA) - Banyak pengemudi tidak menganggap mengetik pesan singkat dan mengemudi berbahaya dalam skenario mengemudi tertentu, demikian hasil satu studi baru.

        
Studi baru tersebut, yang disiarkan di dalam edisi saat ini Risk Analysis: An International Journal, juga mengungkapkan bahwa perempuan pengemudi dan kurang berpengalaman lebih mungkin menggunakan telepon genggam sewaktu mengemudi.

        
Di Amerika Serikat, penggunaan telepon genggam telah menjadi satu faktor dalam seperempat dari semua tabrakan mobil, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Berbicara dengan menggunakan telepon genggam meningkatkan resiko bahaya sampai 2,2 kali sedangkan mengetik pesan singkat menaikkan resiko bahaya sampai 6,1 kali.

        
Namun, studi itu memperlihatkan banyak pengemudi masih mau mengambil resiko tersebut, sebab "kekhawatiran ketinggalan" dan kecemasan terpisah membuat mereka tidak mematuhi hukum.

        
Sebanyak 68 persen peserta melaporkan diperlukan banyak upaya untuk percaya mengenai bahaya dalam mengetik pesan singkat dan mengemudi.

        
Meskipun peraturan melarang perbuatan semacam itu, penggunaan telepon genggam saat mengemudi diperkirakan meningkat.

        
"Pengemudi tidak mahir dalam mengidentifikasi ketika aman untuk menggunakan telepon genggam mereka, lebih aman lagi bagi pengemudi untuk menepi ke satu tempat yang cocok untuk menggunakan telepon genggam mereka dengan cepat dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka," kata Ovideo-Trespalacios, salah seorang penulis studi tersebut dari Australia Queensland University of Technology, yang dikutip di dalam satu siaran pers.

        
Studi pengamatan telah mendapati sebanyak 18 persen pengemudi di negara yang berpenghasilan tinggi, dan sampai 31 persen di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, menggunakan telepon genggam mereka saat berada di jalan, sehingga mengurangi keselamatan di jalan secara mencolok.

        
Pengemudi sangat mungkin untuk berbicara di telepon genggam mereka saat mengemudi dibandingkan dengan mereka menggunakan telepon genggam untuk membuat pesan singkat. Itu diperkirakan terjadi karena tuntutan visual dalam pengetikan pesan singkat sangat menguras perhatian orang saat mengemudi, sedangkan berbicara di telepon kebanyakan bersifat pendengaran, kata para peneliti itu.

        
Para peneliti percaya bahwa hasil studi tersebut mungkin memberi sumbangan bagi kegiatan yang ditujukan kepada orang yang perhatiannya teralihkan saat mengemudi dengan menyoroti kemungkinan bagi campur-tangan.

(T.C003/A/Chaidar/Chaidar)