Militer Suriah kuasai Daraa, ratusan ribu pengungsi pulang

id Suriah, perang Suriah dan Irak

Militer Suriah kuasai Daraa, ratusan ribu pengungsi pulang

File/Tentara Suriah merayakan kemenangan di atas tank mereka di kota Aftaris wilayah Ghouta Timur Damaskus yang direbut pada Minggu (12/03/2018). (Xinhua/Ammar Safarjalani) (Xinhua/Ammar Safarjalani/)

Damaskus, Suriah (Antara/Xinhua-OANA) - Lebih dari 200.000 orang telah pulang ke rumah mereka di Provinsi Daraa, Suriah Selatan, selama beberapa hari belakangan ini, setelah militer Suriah memperluas kekuasaannya dan merebut 72 persen provinsi tersebut, kata satu kelompok pemantau, Senin.

        
Rakyat kembali ke rumah mereka, setelah menyelamatkan diri menuju perbatasan Suriah-Jordania akibat bentrokan militer yang telah berlangsung sejak 19 Juni, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.

        
Kelompok pengawas yang berpusat di London tersebut mengatakan militer Suriah terus melakukan penggelaran di perbatasan Suriah-Jordania melawan kelompok gerilyawan yang bersekutu dengan kelompok fanatik IS.

        
Sehari sebelumnya, militer Suriah merebut satu kota kecil dan satu pangkalan militer di pinggir barat Daraa, setelah pertempuran melawan gerilyawan yang menolak kesepakatan dukungan Rusia guna menyelesaikan situasi di Daraa.

        
Kesepakatan itu menuntut gerilyawan menyerahkan senjata mereka dan mengizinkan lembaga pemerintah memasuki daerah yang mereka kuasai.

        
Di pinggir timur Daraa, militer telah merebut hampir semua kota kecil dan desa dan, yang paling penting, perbatasan Nasib di pinggir tenggara provinsi tersebut, yang jatuh ke tangan gerilyawan pada 2015 dan kembali ke dalam kekuasaan pemerintah pada Jumat (6/7).

        
Direbutnya tempat penyeberangan Nasib menjamin keamanan jalan antara Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan Ibu Kota Jordania, Amman.

        
Namun, perbatasan itu masih ditutup sejak tempat tersebut telah direbut gerilyawan pada 2015. Seorang perwira militer Suriah mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam-- pembukaan tempat penyeberangan tersebut memerlukan keputusan politik dari kedua negara.

        
Menurut Observatorium, pemerintah Suriah telah menguasai lebih dari 72,4 persen Daraa dan wilayah yang dikuasai gerilyawan menyusut jadi cuma 21 persen.

        
Satu kelompok gerilyawan yang bersekutu dengan IS menguasai 6,6 persen wilayah Daraa, katanya.

        
Sebagai tempat kelahiran perang Suriah, yang meletus pada 2011, Daraa memiliki kepentingan simbolis dan militer buat militer Suriah karena gerilyawan telah menggunakan perbatasan Jordania untuk memasukkan senjata dan petempur sepanjang perang Suriah.


(T.C003/B/Chaidar/Chaidar)